Selasa, 09 Oktober 2012
PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT ACEH DALAM BIDANG EKONOMI
Makalah Sosiologi
PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT ACEH DALAM BIDANG EKONOMI
Di
S
U
S
U
N
Oleh:
Asmaul Husna
41 10 05978
Institute agama islam negeri ar-raniry
Darussalam banda aceh
2012 m/1432 h
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt. atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Shalawat serta salam tidak lupa pula kami hanturkan kepada baginda Nabi Muhammad saw. yang telah diutus oleh Yang Maha Kuasa untuk memperbaiki akhlak manusia menjadi lebih baik dari pada masa jahiliyah.
Makalah yang berjudul “PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT ACEH DALAM BIDANG EKONOMI” ini disusun berdasarkan sumber-sumber referensi yang telah penulis dapatkan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan dan penyusunan makalah ini. Semoga amal ibadah mereka diterima oleh Allah swt.
Pepatah mengatakan, “Tiada gading yang tak retak”. penulis menyadari bahwa makalah ini belum memuaskan dan bukanlah proses akhir dari sebuah penulisan, melainkan sebagai langkah awal yang masih memerlukan banyak perbaikan. Oleh karena itu, saran dan masukan yang bersifat membangun sebagai upaya perbaikan makalah ini sangat penulis harapkan.
Banda Aceh, 30 Mei 2012
Penyusun
Asmaul Husna
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I: PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Bahasan 2
BAB II: PERUBAHAN SOSIAL DAN EKONOMI 3
A. Pengertian Ekonomi 3
B. Pengertian Perubahan Sosial 6
C. Sejarah Masyarakat Aceh 8
BAB III: PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT ACEH DALAM BIDANG EKONOMI 10
A. Pendapatan Masyarakat Aceh 10
B. Kualitas Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Tenaga Kerja Asing 13
C. Pendidikan Sebagai Penunjang Ekonomi 14
D. Aceh Pusat Ekonomi Internasional 17
E. Ekonomi Aceh Era Reformasi 19
F. Mengahadapi Globalisasi Ekonomi 20
BAB IV: PENUTUP 25
A. Kesimpulan 25
B. Saran-Saran 26
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT. dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan makhluk Tuhan lainnya. Manusia juga diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut makhluk yang unik, yang memililki kemampuan sosial sebagai mahluk individu dan makhluk sosial. Disamping itu, semua manusia dengan akal pikirannya mampu mengembangkan kemampuan tertingginya sebgai makhluk ciptaan Tuhan yaitu memiliki kemampuan spiritual, sehingga manusia di samping sebagai makhluk individual, makhluk sosial, juga sebagai makhluk spiritual.
Karena manusia adalah makhluk sosial, maka manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik maupun sendiri dalam konteks sosial-budaya. Terutama dalam konteks sosial-budaya, manusia memerlukan untuk saling berkolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan dan fungsi-fungsi satu dengan yang lainnya. Karena pada dasarnya status fungsi yang dimiliki manusia satu akan sangat berguna dan bermanfaat bagi manusia lainnya.
Tak ada masyarakat yang berhenti (stagnant) pada satu titik tertentu sepanjang masa. Setiap masyarakat dalam kehidupannya tentu mengalami perubahan. Jika terjadinya perubahan sebagai akibat penyesuaian diri dari anggota suatu masyarakat secara penuh kesadaran maka di sebut social change, cultural change, sociocultural adaptation and adjustment. Perubahan sosial lebih bersifat khusus karena merupakan bagian dan perubahan kebudayaan. Sedangkan perubahan kebudayaan bersifat umum, karena mencakup semua aspek kebudayaan, yakni kesenian, ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Perubahan sosial juga dapat mengakibatkan perubahan ekonomi. Seperti di Aceh, seiring berjalannya waktu dampak dari perubahan sosial mengakibatkan perubahan ekonomi yang ada di Aceh. Itu terlihat pada masa ekonomi Aceh sebelum Tsunami dan sesudah Tsunami. Dulu, ekonomi Aceh tidak sebagus saat ini, fasilitasnya pun belum seperti ini. Berbeda seperti masa sekarang, ekonomi Aceh mulai berkembang seiring banyaknya pembangunan di Aceh.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan maslah dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Apa itu pengertian ekonomi dan perubahan sosial?
2. Apa saja ekonomi masyarakat Aceh?
3. Bagaimanakah perubahan sosial yang terjadi di Aceh di bidang ekonomi?
4. Bagaimanakah sejarah Aceh?
C. Tujuan Bahasan
Adapun tujuan pembahasan dari makalah penulis, yaitu:
1. Agar pembaca mengetahui pengertian dari ekonomi dan perubahan sosial.
2. Agar pembaca mengetahui apa-apa saja ekonomi masyarakat Aceh.
3. Agar pembaca tahu bagaimana perubahan sosial yang terjadi di Aceh dalam bidang ekonomi.
4. Agar pembaca mengerti bagaimana sejarah Aceh itu sendiri.
BAB II
PERUBAHAN SOSIAL DAN EKONOMI
A. Pengertian Perubahan Sosial
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang tidak menarik (kurang cocok), ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali dan ada pula yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemsyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya.
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun saat ini perubahan-perubahan tersebut terjadi dengan sangat cepatnya, sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya. Perubahan-perubahan mana sering berjalan secara konstan, dan sering terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi karena sifatnya yang berantai, maka perubahan terlihat berlangsung terus, walau diselingi keadaaan dimana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur stuktur masyarakat yang terkena perubahan.
Menurut Kingsley Davis, perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya timbulnya organisasi buruh dalam masyarakat kapitalis menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dan majikan dalam perusahaan. Perubahan ini bisa menyebabkan perubahan dalam organisasi ekonomi-politik.
Menurut Mac. Iver, perubahan sosial sebagai perubahan dalam hubungan sosial (social relations) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) dalam hubungan sosial. Menurut Daniel Bell. Ia menyebutkan adanya masyarakat post industri dengan ciri berorientasi pada orang, yakni pelayanan jasa.meningkatnya pekerjaan profesional dan teknis, misalnya hukum, kedokteran, kanselor, dan lain-lain.
Menurut Karl Marx, perubahan sosial terjadi karena perkembangan teknologi atau kekuatan produktif, dan hubungan antara kelas-kelas sosial yang berubah. Everet M. Rogers membagi dalam tiga macam defenisi perubahan sosial, yaitu;
• Immanent change, suatu bentuk perubahan sosial yang berasal dari dalam sistem itu sendiri dengan sedikit atau tanpa inisiatif dari luar.
• Selective contract change, suatu perubahan sosial yaang terjadi apabila outsider secara tidak sengaja dan spontan membawa ide-ide baru kepada anggota dari suatu sistem sosial.
• Direct contract change, suatu perubahan terjadi bila ide-ide atau cara-cara baru dibawa secara sengaja oleh outsider.
E.M. rogers mengatakan perkembangan ekonomi adalah suatu perubahan sosial yang biasanya menyangkut kepada ketiga bentuk perubahan sosial diatas.
Menurut Johnson (1995), ia mengatakan perubahan sosial ditandai dengan;
• Hilangnya kepercayaan terhadap institusi-institusi sosial yang mapan terutama lembaga-lembaga ekonomi dan polotik.
• Otoritas yang terdapat dalam institusi-institusi sosial dipertanyakan.
• Menurunnya etika kerja tradisional.
• Penolakan secara luas terhadap teknokrasi dan berbagai segi organisasi birokrasi.
William F. Ogburn berusaha memberikan suatu pengertian tertentu, walau tidak memberi definisi tentang perubahan sosial. Dia mengemukakan ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
Gillin dan Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Sedangkan Samuel Koenig mengatkan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Menurut Selo Soemardjan, rumusannya adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Tekanan pada definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, perubahan-perubahan yang mana kemudian mempengaruhi struktur masyarakat lainnya.
Menurut Zanden, perubahan sosial pada dasarnya adalah perubahan-perubahan mendasar dalam pola budaya, struktur, dan perilaku sosial sepanjung tahun. Dengan kata lain, perubahan sosial adalah proses yang dilalui oleh masyarakat sehingga menjadi berbeda dengan sebelumnya. La Belle mengatakan bahwa struktur dan perilaku sosial selalu dibentuk oleh 3 komponen budaya yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Tiga komponen diatas adalah ideologi, teknologi, dan organisasi sosial.
Perubahan sosial ungkap Samuel Koenig, menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi karena adanya sebab-sebab intern maupun ekstern. Perubahan sosial menyangkut penggantian yang berlangsung dalam kualitas hidup bersama sebagai masyarakat setempat, dan institusi-institusi sosial. Seperti kota kecil, daerah agraris menjadi kawasan industri, masyarakat yang semula seragam dalam kebudayaannya, menjadi aneka budaya, pengobatan dan perdukunan menjadi pengobatan dokter.
Perubahan sosial dapat didefinisikan secara sempit, sehingga hanya mencakup perubahan dalam struktur dan organisasi masyarakat, atau secara lebih luas. Sehingga perubahan dalam nilai-nilai budaya, cara orang berpikir, dan motivasi-motivasi mereka bersama tercakup pula. Definisi adalah “penggantian yang berlangsung dalam kualitas hidup bersama sebagai masyarakat, dan institusi-institusi sosial”.
Dalam pandangan ekonomi, Hasballah mengutip gagasan Rostow, dengan Teori tahapan Pertumbuhan Ekonominya. Dalam karyanya yang berjudul “The Stages of Economic Growth,” Rostow memperkenalkan 5 tahapan pembangunan ekonomi, yang dimulai dengan masyarakat tradisional, hingga tahapan masyarakat dengan konsumsi massa yang tinggi. Tahapan yang paling kritis menurut Rostow adalah tahapan tinggal landas, yang diambil perumpamaan dari posisi pesawat yang akan terbang. Sebelum itu ada tahapan prakondisi tinggal landas, dan diikuti dengan tahap kematangan pertumbuhan, menuju tahap konsumsi massa yang tinggi.
Jadi, perubahan sosial adalah pergeseran antara unsur-unsur sosial yang ada sehingga memberikan pengaruh baik positif maupun negatif. Perubahan sosial dapat juga dikatakan sebagai perubahan struktur dan unsur-unsur dalam masyarakat.
B. Pengertian Ekonomi
Pengertian ekonomi menurut kamus adalah ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan. Menurut asal bahasanya, sebagian sumber menyebutkan bahwa asal kata ekonomi adalah dari bahasa yunani ‘oikos’ dan ‘nomos’. Kata tersebut secara terpisah berarti rumah tangga (oikos) dan ilmu (nomos).
Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Ilmu yang mempelajari ekonomi disebut sebagai ilmu ekonomi.
Hasanuz Zaman dalam bukunya “Economic Function of an Islamic State (1984)” memberikan definisi: “Islamic Economic is the knowledge and applications and rules of the shariah that prevent injustice in the requisition and disposal of material resources in order to provide satisfaction to human being and enable them to perform they obligations to Allah and the society”.
Sedangkan M N Siddiqi dalam bukunya “Role of State in the Economy (1992)” memberikan definisi: “Islamic economics is ‘the moslem thinker’ response to the economic challenges of their times. In this endeavor they were aided by the Qur’an and the Sunnah as well as by reason and experience”.
Sayed Nawab Heider Naqvi dalam bukunya “Islam, Economics, and Society (1994)” memberikan rumusan: “Islamic economics is the representative Moslem’s behaviour in a typical moslem society”. Masih banyak lagi para ahli yang memberikan definisi tentang apa itu ekonomi Islam, namun penjelasan lebih menyeluruh tentang apa itu ekonomi Islam tergambar dalam rancang bangun ekonomi Islam. Sehingga ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku individu muslim dalam setiap aktivitas ekonomi syariahnya harus sesuai dengan tuntunan syariat Islam dalam rangka mewujudkan dan menjaga maqashid syariah (agama, jiwa, akal, nasab, dan harta).
Tujuan yang ingin dicapai dalam suatu sistem ekonomi Islam berdasarkan konsep dasar dalam Islam yaitu tauhid dan berdasarkan rujukan kepada Al-Qur’an dan Sunnah adalah:
1. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan untuk setiap lapisan masyarakat.
2. Memastikan kesetaraan kesempatan untuk semua orang.
3. Mencegah terjadinya pemusatan kekayaan dan meminimalkan ketimpangan dana distribusi pendapatan dan kekayaan di masyarakat.
4. Memastikan kepada setiap orang kebebasan untuk mematuhi nilai-nilai moral.
5. Memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar:
1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada manusia.
2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
4. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja.
5. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang.
6. Seorang mulsim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk.
C. Sejarah Masyarakat Aceh
Sesungguhnya ketika Aceh masih sebagai sebuah kerajaan yang dimaksud dengan Aceh adalah wilayah, yang sekarang dikenal dengan nama Aceh Besar yang dalam istilah Aceh disebut Aceh Rayeuk, yaitu salah satu kabupaten di Nanggroe Aceh Darussalam. Semasa kerajaan, Aceh Rayeuk (Aceh Besar) sabagai inti kerajaan Aceh (Aceh proper). Karena daerah inilah pada mulanya yang menjadi inti kerajaan dan telah menyebarkan sebagian penduduknya ke daerah-daerah lain di sekitarnya (daerah takluk) yang Belanda menamakannya Onderhorigheden.
Sebutan aceh juga digunakan oleh orang-orang di daerah takluk di luar Aceh Rayeuk (Aceh Besar) dalam wilayah kerajaan Bandar Aceh Darussalam, untuk menyebut nama ibukota kerajaan yang sekarang bernama Banda Aceh. Mereka yang mendiami pesisir Timur seperti Pidie, Aceh Utara hingga Aceh Timur serta pesisir Barat dan Selatan, jika mau ke ibukota Banda Aceh mengatakan “mau pergi ke Aceh” dan sebutan ini masih ada yang menggunakannya sampai sekarang.
Selain sebagai nama daerah Aceh juga merupakan nama salah satu etnisitas sebagai penduduk yang mendiami Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terdapat 23 daerah Kabupaten/Kota yang didiami oleh delapan kelompok sub etnis. Semua sub etnis ini adalah penduduk asli yang dalam istilah Belanda disebut Inlander (penduduk pribumi).
Memperbincangkan sejarah masyarakat Aceh akan mengalami kesulitan tatkala ingin meruntut asal mula keberadaan Ureng Aceh dan penyebutan Aceh yang saat ini mendiami Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tidak mengherankan kemudian ada yang menyebut bahwa Aceh kalau di eja menurut abjad latin merupakan ke pendekan dari kata Arab, China, Eropa, dan Hindustan. Para pendatang luar (orang-orang asing) yang pernah mengunjungi Aceh sewaktu masih sebagai sebuah kerajaan menyebutkan dengan nama beragam. Orang Portugis misalnya menyebut dengan nama Achen dan Achem, orang Inggris menyebut Achin, orang Perancis menamakan Achen dan Acheh, orang Arab menyebut Asyi, sementara orang Belanda menamakan Atchin dan Acheh. Orang Aceh sendiri menyebut dirinya dengan nama Ureueng Atjeh (orsng Aceh).
Seorang Ulama Aceh terkenal pada XIX yaitu Teungku Syekh Muhammad Abbas bin Muhammad di Kutarang yang populer dengan sebutan Teungku Chik Kutarang (meninggal 1895) dalam karyanya Tadhkirat al Rakidin menyebutkan bahwa Ureueng Aceh terdiri atas tiga pencampuran darah yaitu Arab, Persi, dan Turki. Pendapat Julius Jacob (1894) lebih masuk akal. Dia mengatakan bahwa orang Aceh adalah suatu anthropologis mixtum, suatu pencampuran darah yang berasal dari berbagai sub etnis/etnis pendatang. Dari Semenanjung Melayu, Melayu-Minangkabau, Batak, Nias. Orang-orang India, Arab, Habsyi, Bugis, Jawa, dan sebagainya. Dapat disebutkan pula bahwa sultan-sultan terakhir yang memerintah di Kerajaan Aceh secara berturut-turut semenjak Sultan Alaidin Ahmadsyah (1727) sampai dengan Sultan Alaidin Mahmudsyah (1870-1874) dan yang terakhir Sultan Muhammad Daudsyah (1874-1903) adalah berasal dari turunan Bugis.
BAB III
PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT ACEH DALAM BIDANG EKONOMI
A. Pendapatan masyarakat Aceh
Masyarakat Aceh dalam sejarah merupakan bangsa yang memiliki budaya dagang atau entrepreneuship yang telah mengarungi samudra sampai ke Turki untuk menjalin hubungan berdagang. Di samping hubungan dagang masyarakat Aceh pernah menjalin hubungan diplomatik dengan Inggris dan Belanda. Pada abad 16 M, Aceh pernah menjadi bandar dagang utama bagi pedagang yang membawa rempah-rempah dari Maluku dan lada dari Sumatera ke Asia Barat sampai ke Mediterania dan Venesia. Disamping itu masyarakat Aceh mempunyai struktur pemerintahan yang kuat dan dicintai oleh rakyat. Aceh mempunyai armada yang cukup kuat yang menguasai Selat Malaka dan mengembangkan kekuasaannya sampai ke Semenanjung Malaka dan Sumatera. Mereka melakukan perdagangan rempah-rempah yang ditukarkan dengan kebutuhan rakyat Aceh dan senjata yang diperlukan untuk mempertahankan dirinya dari bangsa-bangsa Eropa yang ingin menguasai perdagangan dan sumber bahan rempah-rempah dari Nusantara.
Hal ini juga terlihat pada awal kemerdekaan Indonesia, pada saat perdagangan masih dapat dilakukan dengan bebas; di Aceh terdapat cukup banyak pelabuhan-pelabuhan, baik di pantai Timur maupun pantai Barat yang melakukan perdagang langsung dengan luar negeri dalam bentuk perdagangan internasional dan ada pula yang bersifat barter (pertukaran barang dengan barang). Demikian pula halnya dengan pengusaha dan pedagang Aceh yang cukup terkenal sampai ke Sumatera Utara. Cukup banyak pengusaha Aceh yang mengembangkan usahanya di Medan, sebut saja antara lain: Aceh Kongsi yang dimodali oleh masyarakat Aceh denagn membeli obligasi, Puspa, Permai, HM Tawai sons dan sebagainya yang pada umumnya merupakan perusahaan keluarga yang cukup terkenal pada zamannya. Namun dengan disentralisasikannya perdagangan Internasional hanya ke beberapa pelabuhan terutama yang berada di Pulau Jawa, maka secara perlahan-lahan tetapi pasti, pelabuhan-pelabuhan yang ada di pantai Aceh gulung tikar dan mati satu persatu.
Entrepreneurship dan loyalitas masyarakat Aceh juga telah teruji sejak saat Agresi Belanda yang ke II dimana seluruh tanah air telah jatuh ke tangan Belanda kecuali Aceh. Bukti loyalitas dan kesatuan budaya itu adalah masyarakat Aceh denagn segala kekompakan dan kekayaannya mampu menyumbangkan kepada Pemerintah Republik Indonesia berupa emas, beras, kopi, cengkeh, kelapa, dan telur ayam untuk membeli pesawat udara guna menembus blokade Belanda yang mencegah Indonesia berhubungan dengan negara-negara. Pesawat tersebut telah digunakan oleh Pemerintah Indonesia pada saat itu untuk menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara tetangga yang bersimpati dan mendukung kemerdekaan Indonesia.
Pendapatan Ekonomi Masyarakat di Aceh
Beberapa bidang ekonomi sebagai hasil pendapatan pada masyarakat Aceh antara lain yaitu, sebagai berikut:
Perdagangan :
• Merupakan sumber ekonomi terpenting.
• Ramai pedagang dari luar datang berniaga di Aceh seperti saudagar dari India, Gujerat, China, Belanda dsb.
• Selain berniaga , mereka juga menyebarkan agama Islam.
• Aceh terkenal sebagai pusat perdagangan yang terpenting dalam pengeluaran
• Rempah didapati dari kawasan Pedir dan Pasai.
• Aceh terus berkembang sebagai pelabuhan entreport dan menjadi tumpuan pedagang Islam dan bukan Islam.
• Antara barang yang dieksport ialah kayu damar, rempah, gading, lilin dan sebagainya.
• Barangan yang diimport ialah bahan makanan seperti beras, gula, kurma, logam, tekstil, barangan hasil kerja tangan dll.
Perikanan :
• Merupakan sebahagian kegiatan ekonomi mereka.
• Kegiatan menangkap ikan dilakukan di sungai dan laut.
• Ikan menjadi makanan harian mereka.
• Di Aceh, golongan nelayan tergolong sebagai golongan terkaya.
• Hal ini kerana kemampuan mereka membeli jaring yang mahal dan besar.
• Hasil tangkapan yang banyak memberikan keuntungan yang besar kepada mereka.
• Sebelum mereka turun ke laut, mereka akan melihat keadaan cuaca terlebih dahulu.
• Jika cuaca baik, mereka akan turun 8 hingga 10 buah kapal besar untuk tangkap ikan.
• Apabila tangkapan memenuhi tong, mereka membawa ikan tersebut terus ke pasar untuk dijual.
• Di setiap warung, mereka dikenakan bea sekeping emas sebulan untuk orang kaya Sri Bendahara.
• Menangkap ikan juga dijalankan secara kecil-kecilan.
• Mereka mengail atau memancing dengan menaiki kapal kecil.
• Hanya seorang atau dua orang suruhan sahaja.
Perhutanan :
• Sumatera Utara merupakan daerah yang kaya hasil buminya.
• Antara hasil bumi ialah minyak tanah, minyak kasturi dan segala yang dihasilkan dari hutan seperti kapur dan kemenyan, kayu gaharu, cendana dan damar.
• Hasil-hasil ini dibawa oleh penduduk yang tinggal di kawasan pedalaman.
• Minyak tanah terdapat di Deli.
• Kapur barus terdapat di Pedir.
Pertanian :
• Mereka menanam pelbagai jenis tanaman seperti lada hitam, padi, tebu, tembakau, sayuran dan ulat sutera.
• Pertanian ulat sutera dihasilkan dalam jumlah yang besar.
• Daripada ulat sutera dijadikan pebagai jenis barang yang sangat digemari di seluruh Kepulauan Sumatera seperti kain kot.
• Pedagang dari Coromandal mengimport sutera dari Sumatera.
• Tanaman padi penting untuk keperluan asasi mereka.
• Wilayah Pedir dan Lamno adalah gudang beras Aceh.
• Gudang tersebut diuruskan oleh pembesar yang dilantik oleh sultan untuk menjaga dan memakmurkan rakyat dalam daerahnya.
• Oleh itu beberapa kilang padi dibina di Aceh.
• Lada hitam juga menjadi sumber kekayaan kerana menjadi barang eksport pertama dan mempunyai permintaan yang tinggi daripada pedagang Arab dan Eropah
• Hal ini menyebabkan ramai yang menjadi kaya raya.
• Mereka juga mengeluarkan zakat dan sedekah
Pertukangan :
• Pertukangan dapat dibahagikan kepada beberapa bahagian seperti pertukangan besi, emas, kayu dan sebagainya.
• Ramai masyarakat Islam Aceh mengetahui dalam membuat besi sama ada yang berat atau kecil.
• Besi ditempa oleh tukang besi yang mahir untuk dijadikan senjata seperti pisau, keris, mata lembing dan lain-lain.
• Tukang emas berkebolehan membuat barangan yang bermutu tinggi seperti kalung emas, rantai emas dan lain-lain.
• Pada zaman Sultan Iskandar Mahkota Alam terdapat lebih daripada 300 orang tukang emas.
• Baginda berminat terhadap batu permata dan barangan emas.
• Ramai juga yang pandai dalam larutan dengan menggunakan tembaga dan suasa.
• Petukangan kayu sangat menonjol dalam sektor ekonomi orang Islam Aceh.
• Mereka telah membangunkan rumah-rumah kediaman di samping membina kapal nelayan dan kapal perang.
B. Kualitas Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Tenaga Kerja Asing
Seperti yang dikatakan oleh Lester Thurrow, seorang professor dari Harvard, bahwa ekonomi dunia ke depan adalah didasarkan pada ilmu pengetahuan “knowladge base economy”. Ini adalah apa yang kita lihat dan sedang terjadi di dalam persaingan global antar negara. Negara yang akan unggul adalah negara-negara yang memiliki kualitas SDM-nya yang baik. Dengan adanya kebebasan dalam perdagangan dunia, maka perusahaan dan industri-industri akan dengan sangat mudah berpindah-pindah dari suatu negara ke negara yang lain, seperti yang sering terjadi di negara-negara maju.
Demikian pula halnya dalam industri-industri yang mempunyai tenaga kerja yang berkualitas pada umumnya akan dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan efesien. Sebaliknya tenaga kerja yang rendah kualitasnya hanya akan dapat menghasilkan produk-produk yang rendah kualitasnya pula dan biasanya kurang efesien. Keterampilan dan kedisiplinan adalah dua hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap tenaga kerja di dalam kehidupan ekonomi modern. Kerja keras (etos kerja) dan motivasi merupakan syarat mutlak bagi sukses/tidaknya seseorang di dalam kehidupannya.
Guna membangun kembali sifat entrepreneur masyarakat Aceh, diperlukkan perubaha sikap di dalam berusaha:
- Jangka panjang lebih penting dari jangka pendek,
- Usaha produktif bukan spekulatif,
- Menerapkan tekhnologi yang tepat guna (appropriate technology),
- Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam pemasaran,
- Mengelola keunangan secara lebih professional,
- Menerapkan manajemen modern,
- Etos kerja dan disiplin,
- Motivasi dan kejujuran dalam berusaha,
- Kemampuan berkomunikasi, dan
- Menggunakan e-technology dalam kegiatan usahanya.
Aceh sebagai salah satu daerah yang termasuk kaya dalam potensi alam, ppotensi ekonomi, dan kaya dalam era otonomi harus mampu bersaing dalam pasar ekonomi global saat ini. Upaya ke arah itu dengan menciptakan tenaga kerja yang potensial atau skill melalui pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat. Dengan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat Aceh dapat menjadi tenaga kerja yang terampil tidak hanya dipakai untuk dalam negerinya bahkan luar negeri sekalipun. Bahkan ini merupakan sosial investment yang sangat penting bagi masa depan Aceh, terutama dalam perbaikan ekonomi, intelektualitas maupun pengembangan budaya.
C. Pendidikan Sebagai Penunjang Ekonomi
Betapa banyak pertanyaan yang muncul dalam masyarakat kita dan kita belum dapat menjawab selama ini. Misalnya, bagaimana orang-orang tega melakukan korupsi, bukankah tindakan itu bersenang-senang di atas penderitaan orang lain? Bagaimana seseorang atau banyak orang tega dan berani merampas hak milik orang lain? Bahkan pertanyaan dengan penuh rasa terenyuh, bagaimana seseorang tega membunuh kawan atau tetangganya? Dan bagaimana pertumpahan darah sesama anak bangsa itu bisa terjadi? Bahkan terjadi sesama muslim, orang yang seiman dan sama-sama ingin memperjuangkan agama Allah. Padahal masyarakat kita seluruhnya masyarakat beragama Islam.
Kalau begitu pertanyaannya, apakah pengkaderan dari organisasi kita selama ini tidak berhasil atau apakah pendidikan di negeri kita sudah gagal. Rasa kasih sayang, rasa hormat, toleran, dan takut pada dosa karena korupsi, menganiaya, dan membunuh adalah diperoleh melalui proses pengkaderan dan pendidikan, itu berarti pengkaderan dan pendidikan kita selama ini tidak berhasil.
Di sisi lain kita telah komit bahwa Al-Qur’an merupakan hudan, petunjuk dalam kehidupan kita. Firman Allah:
Artinya: “Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil.” (Q.S. Al-Baqarah: 185)
Seharusnyalah semua amalan kita sebagai umat Islam kita pedomani pada Al-Quran, apakah tindakan itu dibolehkan apa tidak, baik atau buruk. Jika suatu tindakan menurut Al-Quran itu bururk maka sudah seharusnya kita tinggalkan. Demikian juga tindakan yang dibenci oleh Allah pasti juga dibenci oleh manusia, kecuali manusia yang telah dirasuki syaithan. HAL. 24-25
Al-Quran menganjurkan kita membaca seperti ayat yang terdapat pada surat Al-‘Alaq ayat 1-5. Dalam ayat pertama dari surat ini, Allah memerintahkan kepada seluruh manusia untuk membaca. Membaca adalah salah satu syarat mutlak agar seseorang memperoleh ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan, dengan adanya ilmu maka kita dapat membedakan hal yang baik dan hal yang buruk serta dapat memutuskan hal yang terbaik, baik untuk diri kita sendiri maupun untuk kemaslahatan umat.
Pentingnya mencari ilmu didukung dengan sabda Nabi Muhammad SAW,
أطلب العلم ولوبا السين
“Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”.
Dalam hadist lain juga dikatakan:
اللهدلىإلملهد من العلمأطلب
“Tuntutlah ilmu mulai dari ayunan hingga ke liang lahat”.
Kedua hadits ini menunjukkan betapa pentingnya bagi umat manusia dan Muslimin khususnya untuk mencari ilmu betapapun jauh dan beratnya perjalanan yang harus di tempuh. Karena mengerjakan sesuatu tanpa memperoleh ilmu, pasti akan sia-sia. Bahkan Allah lebih memilih orang yang mengerjakan amal sedikit tetapi dia mempunyai imu terhadap amalannya daripada seorang ‘abid yang mengerjakan amal banyak tetapi tidak mempunyai ilmu terhadap amalannya.Dengan adanya ilmu juga kita akan membangun peradaban.
Hal ini telah dibuktikan oleh ilmuwan-ilmuwan muslim di masa lampau. Dengan ilmulah umat Islam masa lalu mampu menguasai 2/3 dari belahan dunia. Dengan ilmulah umat islam mampu membangun peradaban yang disegani oleh masyrakat dunia. Pada masa lampau banyak ilmuwan muslim yang menguasai lebih dari satu disiplin ilmu, seperti Ibnu Sina yang terkenal di Barat sebagai bapak kedokteran. Bahkan bukunya Qanun fi Al-Thib dipakai sebagai buku pedoman kedokteran di Barat. Selain ilmu kedokteran Ibnu Sina juga dikenal sebagai ahli filsafat, sehingga banyak buku-buku yang ditulisnya masih dipakai oleh masyarakat dunia bahkan sampai masa sekarang. Tetapi diapun seorang muslim yang tawadhu’ yang kuat dalam aqidah dan ibadah serta komit membangun umat. Ibnu Sina hanya sebagai contoh, tetapi masih banyak ilmuwan-ilmuwan muslim lainnya yang telah mengharumkan Islam.
Aceh di sebut dengan nama Serambi Mekkah bukan karena tidak ada alasannya. Hamka dalam sebuah tulisannya menulis,”Jika orang Aceh menyebut Serambi Mekkah, bukanlah dia hanya kebanggaan semata, tetapi didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, disebut dalam sejarah perkembangan islam bahwasannya Sunan Bonang, salah satu Wali Songo ketika hendak berangkat ke Mekkah tidak langsung berlayar ke Mekkah, tetapi terlebih dahulu singgah di Pasai (Aceh) guna memperdalam ilmunya. Kedua, sebagaimana di uraikan dalam hikayat catatan Faqih Saghir bahwasannya ilmu pengetahuan agama Islam yang berjalan di Minangkabau adalah diterima dari Aceh. Demikian juga kata Paderi yang di kenal sebagai nama dari gerakan melawan Belanda di Padang disebut bahwa kata tersebut diambil dari kalimat Pidari, yaitu negeri Pidir, Aceh. Ketiga, Syaikh Arsyad Banjar menjelaskan secara terus terang bahwa kitab beliau yang terkenal bernama Sabilal Muhtadi, adalah lanjutan dari kitab Shiratal Mustaqim karangan Nuruddin Ar-Raniry di Aceh. Keempat, bukti autentik itu menyebabkan bahwa Aceh di waktu itu benar-benar berhak memakai sebutan Serambi Mekkah”.
Begitulah penghargaan dunia terhadap orang-orang yang memiliki ilmu, mereka akan dihargai sebagai orang-orang yang berjasa terhadap perkembangan dunia. Negara-negara yang maju menguasai segalanya dengan ilmu. Dengan ilmu mereka meguasai teknologi. Dengan ilmu mereka menguasai ekonomi. Dengan ilmu juga mereka menguasai politik. Sementara bangsa-bangsa yang rendah ilmunya, terpaksa menggantungkan hidupnya pada negara-negara maju.
D. Aceh Pusat Ekonomi Internasional
Melihat sejarah kota Banda Aceh, selain sebagai pusat kebudayaan dan tamaddun, kota ini juga merupakan pusat perekonomian internasional. Hal ini terbukti pada perhatian Sultan yang sangat besar terhadap kemakmuran dan kemajuan masyarakat serta pembangunan baik fisik maupun non fisik, menciptakan disiplin aparat kerajaan kesultanan, sehingga melahirkan pemerintahan yang stabil dan berwibawa, sehingga kerajaan Aceh ditakuti dan disegani baik oleh kawan maupun lawan.
Perkembangan perekonomian Aceh dirintis sejak masa sultan, juga melakukan ekspansi-ekspansi ke kerajaan-kerajaan otom yang talah ada dikedua sisi pantai Sumatera. Oleh sebab itu, sultan memberlakukan kebijaksanaan pembatasan daerah taklukan dengan dunia luar dan sekaligus memaksa kapal-kapal asing untuk berhubungan dengan ibu kota. Orang asing yang ingin berdagang di salah satu pelabuhan vasal, mula-mula harus singgah terlebih dahulu di Aceh dan minta surat pas sesuai dengan peraturan yang berlaku. Akibat dari kebijakan tersebut, Bandar Aceh Darussalam tumbuh menjadi kota perniagaan yang ramai. Kontrol politik terhadap kawasan pantai barat pulau Sumatera, yang memiliki sumber-sumber alam yang melimpah memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat Aceh.
Yang menarik untuk dicermati dalam kaitannya dengan kemajuan ekonomi yang diraih adalah suasana kota Banda Aceh, sebagai ibu kota kerajaan dan kota pelabuhan. John Davis memberikan deskripsi bahwa kota Banda Aceh sangatlah luas, dipenuhi tumbuhan yang rimbun, rumah-rumah tidak terlihat hingga kita berada di depannya. Kita juga tidak dapat pergi kesembarang tempat, karena demikian padatnya rumah penduduk dan banyak masyarakat yang lalu lalang. Davis bahkan menambahkan bahwa kota Banda Aceh menyebar keseluruh daratan. Di kota Banda Aceh juga dijumpai beragam masyarakat yang memiliki kelebihan masing-masing.
Konsekuensi logis dari perkembangan ekonomi di Aceh memberikan pengaruh pada struktur sosial yang terbentuk didalamnya, dimana kelas-kelas sosial sangat ditentukan oleh variabel ekonomi. Kelas pertama dan tertingggi di duduki oleh sultan dan keluarga istana. Pada posisi kedua terdapat kelompok elit para pedagang yang dinamakan “orang kaya” dan pemimpin agama (ulama). Kelompok kedua ini ikut terlibat dalam aktivitas pemerintahan di istana dan politik kerajaan. Bahkan pada beberapa saat, orang kaya memiliki kekuasaan yang tertinggi yang akhirnya cenderung bertindak semena0mena dan anarkis, bahkan mengangkat seorang sultan harus mendapat persetujuan mereka. Kelas ketiga dan keempat di tempati oleh rakyat biasa dan budak.
Masa-masa perekonomian Internasional yang berbasis kesultanan segera berakhir dengan digantikannya peran sultan oleh Pemerintah Kolonial Belanda, setelah berhasil merebut kota Bandar Aceh Darussalam dari tangan kesultanan pada tahun1874. Pembangunan sarana komunikasi dan transportasi mulai digalakkan untuk memenuhi kebutuhan administrasi kolonial dan perdagangan. Kesemuanya itu telah mengakibatkan terjadinya perubahan tata ruang kota dan perubahan perimbangan penduduk kota. Banda Aceh berubah menjadi kota adinistrasi kolonial dengan di tandai oleh keberadaan kampung-kampung lama di samping munculnya bazar orang Eropa, pasar, pemukiman, pegawai atau serdadu Belanda dan daerah pecinaan (peunayong), yang kondisinya tidak berubah sampai saat ini.
Suatu implikasi penting kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda terhadap perniagaan Internasional bagi kota Banda Aceh di ekspresikan melalui pergeseran orientasi arus tata niaga. Kapitalis-kapitalis yang telah menanamkan modal di Aceh menjadikan Medan, Padang, dan Pulau Jawa sebagai salah satu orientasi tata niaga baru, oleh sebab itu Banda Aceh bukan saja di banjiri oleh produk-produk yang dihasilkan daerah itu, seperti gula dan semen. Akan tetapi dari Banda Aceh dikirim pula mata dagangannya kedaerah baru tersebut baik untuk diolah atau di eksport ke Pulau Jawa.
Periode pasca kemerdekaan, Banda Aceh pada mulanya tetap meneruskan tradisinya sebagai kota administrasi dengan sedikit kegiatan dagang. Karena itu, sifat perdagangan dan jenis komoditi yang diperdagangkan tidak jauh berbeda dengan apa yang telah dilakukan pada masa sebelumnya. Hanya saja pelaku-pelaku dagang yang semula dikuasai kapitalis Eropa mulai digantikan oleh sektor swasta pribumi dan pemerintahan.
Baru pada fase tahun 1960-an Banda Aceh meneruskan dirinya pintu gerbang pelemparan dari pelabuhan2. Satu efek penting lainnya dari kehadiran pelabuhan bebas Sabang bagi kota Banda Aceh adalah munculnya pedagang jengek yang melakukan kegiatan dagang pulang pergi Sabang-Ulhe Lheue dengan porsi satu tentengan. Barang-barang tentengan mereka ini dipasarkan disatu sudut pasar Aceh yang dikenal dengan pasar Jengek. Barang yang di perjual-belikan sudah tentu barang produk luar negeri yang dibawa melalui kapal feri.
E. Ekonomi Aceh Era Reformasi
Krisis perbankan yang diawali krisis mata uang yang memaksa pemerintah Orde Baru di masa penghujung kekuasaannya melakukan kebijakan untuk melepas rupiah dalam perdagangan pasar bebas valuta dan mengembangkannya tanpa kendali benar-benar anti klimaks keseluruhan drama pembangunan Orde Baru. Krisis regional yang pada mulanya menimpa mata uang Bant Thailand telah merembet dan memperparah krisis dalam negeri Indonesia. Rentang waktu antara pemulihan perkonomian sangat terbatas berhadapan dengan penyelenggaraan pemilu dan kerusuhan-kerusuhan yang melanda daerah-daerah di Indonesia. Kegiatan ekonomi sektor riil tampaknya krisis, meski pemerintah tetap mengeluarkan skim kredit murah untuk pembiayaan industri lemah, kecil, dan koperasi dengan spread bunga perbankan yang negatif. Dari rangkaian krisis yang multidimensional itu sangat beralasan untuk menyatakan krisis mata uang itu karena kesalahan kebijakan yang sama sekali tidak berdasarkan pertimbangan atau alasan-alasan yang lebih prinsipil dan strategis, apalagi kebijakan ekonomi pintu terbuka dan rezim devisa bebas menjadi salah satu ciri dari pembangunan yang lebih bercorak liberal.
Dalam hubungan dengan kebijaksanaan pembangunan pada orientasi pembangunan yang terlalu berat menekankan artikulasi dan aksen kepentngan aspek ekonomi denagn arah atau kapitalismekroni, di mana negara atau kekuasaan pokok sangat bersifat personal dan korporasi lebih bersifat kekeluargaan atau family corporation, yang oleh para ahli telah diramalkan selalu mengalami krisis dalam dirinya karena pola kesenjangan yang dilahirkannya. Pemerintah pada era Soeharto berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan kontrol kendali yang efektif dalam akumulasi, alokasi dan bahkan distribusi-distribusi pendapatan. Dengan menggunakan UUD No. 5/174 dan berbagai kebijaksanaaa ekonomsentralistis dalam bentuk Kepres dan Inpres, Pemerintah Pusat menguasai dan mengontrol hampir seluruh sumber-sumber pendapatan daerah yang dengan bentuk penerimaan negara dalam bentuk royalti dari minyak dan gas bumi, emas, timah, serta berbagai penerimaan dari pajak ekspor dan impor tarif, pinjaman bantuan luar negeri, penanaman modal asing, dan tata niaga dalam negeri.
Seiring dengan era reformasi, kebijakan pola pembangunan yang sentralisasi diubah menjadi kibijakan pemekaran wilayah dan pengembangan sentra-sentra produksi. Hal ini tertuang dalam ketetapan MPR. Tap No. XV/MPR/18, yaitu penyelenggaraan otonomi daerah, pengaturan pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah dalam kerangka NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Berbagai contoh dapat di kemukakan dalam rangka pelaksanaan otonomi yang tidak serentak itu. Aceh misalnya, perlu di dahulukan antara lain untuk dapat meredam gejolak pembangkangan. Pemekaran Sabang sebagai pelabuhan bebas, merupakan langkah yang bisa menumbuhkan kepercayaan itu. Tuntutan lain menyangkut keuangan. Pembagian ini sebenarnya masih terlalu kecil untuk daerah, tetapi sebagai langkah permulaan sebelum diubah nanti, pelaksanaan pembagian keuangan itu sudah dapat dimulai dari bulan Mei 1999, yaitu bulan berlakunya UU tersebut. Umpamanya, hak daerah bersangkutan diserahkan langsung kepada daerah (apalagai hasil minyak bumi dan gasnya berjalan terus tampa hambatan), dalam bentuk uang sesuai perhitungan. Uang ini dapat segera dipergunakan oleh daerah, tetapi dengan program yang jelas.
F. Mengahadapi Globalisasi Ekonomi
Aceh dalam sejarah tak pernah sepenuhnya dijajah oleh Belanda sampai mereka angkat kaki kembali ke negaranya masing-masing. Indikator ini memperlihatkan sikap yang lebih egalitarian dan lebih independen dalam berpikir maupun berbuat. Sikap ini diperlukan oleh para entrepreneur sebagai prakondisi. Inilah yang membuat begitu banyaknya orang Aceh menjadi pengusaha ataupun pedagang. Coba perhatikan apa bedanya Banda Aceh dengan kota lainnya di Sumatera misalnya. Orang yang datang ke Banda Aceh dari luar daerah segara dapat mendeteksi bahwa di Banda Aceh begitu banyaknya warung-warung kopi, mie goreng, mie rebus, martabak telur, dan lain sebagainya.
Hanya perubahan kebijakan Negara di dalam perdagangan dan pembangunan telah merubah perdagangan dan pembangunan telah merubah pedagang yang kreatif menjadi pedagang lisensi dan menjadikan mereka developer yang menunggu jatah proyek dari pemerintah. Pengusaha produktif berubah menjadi pengusaha yang spekulatif yang berusaha untuk mendapat untung yang sebesar-besarnya dalam waktu yang singkat.
Tsunami di Aceh, Desember 2004
Bencana Tsunami yang menimpa Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam telah menimbulkan korban yang sngat besar dalam berbagai bidang kehidupan. Besarnya bencana yang telah terjadi membuat lumpuh seluruh sektor yang ada, baik sektor perekonomian, sosial, agama, pendidikan, kesehatan, maupun sektor pemerintahan. Kerusakan yang timbul pada berbagai sarana dan fasilitas kehidupan tersebut telah mengakibatkan terjadinya penurunan kemampuan aparatur pemerintahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan untuk menangani dampak bencana alam yang begitu parah pada satu pihak, sementara itu di lain pihak, bencana tersebut juga menimbulkan dampak berupa penderitaan dan kesulitan hidup telah meningkatkan kebutuhan pelayanan yang sangat besar.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, Pemerintah Pusat telah melakukan langkah-langkah tertentu untuk mengefektifkan penyelenggaraan pemerintahan umum. Menurut Al-Hilah Hamdi, beberapa hal yang dapat dicatat sebelum Tsunami, menunjukkan keadaan Aceh yang tidak menggembirakan, di antaranya sebagai berikut: Pertama, proposi penduduk di bawah garis kemiskinan pada tahun 2002 mencapai angka 29,8% atau berada di peringkat tertinggi di seluruh Sumatra. Angka ini, dari bawah menempati peringkat keempat di Indonesia sesudah Papua, Maluku, dan Nusa tenggara Timur (NTT). Dari sisi pendidikan, angka anak usia sekolah dasar (7-12 tahun) yang bersekolah di SD/Madrasah Ibtidaiyah dibandingkan dengan penduduk usia sekolah dasar, termasuk yang terendah di Sumatra. Kedua, sektor pertanian masih menghasilkan pangan yang mencakupi warga NAD, bahkan teradang surplus. Hanya sektor perkebunan kelapa sawit yang semestinya dijadikan andalan penghasil devisa, seluas lebih 260.000 hektar, sebagian besar terlantar karena ditinggal oleh petani plasma yang mengungsi karena gangguan keamanan. Produk holtikultural, seperti jeruk dari daerah Aceh Jaya yang sebelumnya bisa dipasarkan hingga Medan, sudah lama hancur. Ketiga, sektor industri tidak berkembang bahkan cenderung menurun. Sekarang, sejalan dengan menurunnya cadangan, ladang Arun hanya mampu berproduksi melalui satu dari empat kilang pengolahan gas alam cairnya. Kelangkaan gas menyebabkan berhentinya pabrik pupuk AAF selama 20 bulan terakhir dan Pupuk Iskandar Muda hanya satu dari dua pabriknya yang beroperasi. Industri yang relatif mantap di NAD, yakni semen Andalas Indonesia, luluh lantak akibat terkena Tsunami.
Keempat, pengembangan Pulau Sabang yang diharapkan dapat menghela perekonomian NAD belum mampu menarik investasi meski berbagai insentif kebijakan diberikan sejak pemerintahan Gus Dur tahun 2000. Tampaknya, masih memerlukan waktu untuk penyesuaian terhadap kemungkinan perubahan-perubahan kebijakan. Kelima, gangguan keamanan, disebabkan belum rampungnya penyelesaian konflik bersenjata di NAD, masi mengahantui kehidupan masyarakat. Upaya-upaya melalui mediasi Henry Dunant yang berlangsung sejak tahun 2000 menemui jalan buntu. Sebenarnya yang menjadi penghambat utama dalam proses pemulihan sosial dan ekonomi rakyat Aceh adalah korupsi yang merajalela.
Langkah awal yang penting harus dilakukan untuk memulihkan Aceh pascaTsunami oleh para toko ulama, dosen, aktivis LSM, guru, mahasiswa, intelektual, dan pemerintah, yakni dengan tindakan aksiologis dalam bentuk musyawarah besar (duk pakat rayeuk) rakyat Aceh bersama para pemimpin dan elite pemerintah pusat (Jakarta) untuk mengambil langkah-langkah reformatif dn partisipatif-emansipatif, dimana “gagasan Aceh” sendirilah yang di jadikan acuan paradigma. Suatu paradigma pembangunan Aceh yang berwawasan lingkungan jelas amat dibutuhkan untuk merehabilitasi kondisi fisik dan mental masyarakat Aceh, mengatasi reruntuhan, membangun kembali pemukiman, pertokan, pasar, sekolah, gedung pemerintah, dan infrastruktur, termasuk dalam menanggulangi masalah-masalah keamanan, sosial, ekonomi, dan politik di Aceh akhir-akhir ini.
Dampak Terhadap Perekonomian NAD
Akibat dari bencana tsunami kemampuan sumber daya manusia berikut kemampuan ekonominya sangat berpengaruh. Seperti di ketahui dua pertiga (67%) dari PDB nonmigras berasal dari wilayah yang terkena bencana. Berdasarkan perhitungan awal Bank Dunia dengan menggunakan 3 skenario yang berkaitan dengan pertubuhan ekonomi Aceh pada tahun 2005. Skenario tersebut mengasumsikan bahwa PDB nonmigas menurun masing-masing sebesar 10,20 dan 40%. Berdasarkan skenario tersebut, PDB Aceh dapat menurun sekitar 7% sampai 28% di tahun 2005 dibandingkan 2004. Keadaan ini akan mengakibatkan penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,1 sampai 0,4 poin persentase dari proyeksi pertumbuhan semula.
Pertama, dengan asumsi PDB (nonmigas) menurun sebesar 10% dan migas tidak terpengaruh, maka pertumbuhan ekonomi Aceh akan turun sebesar 7% dalam tahun 2005. Penurunan PDB Aceh sebesar 7% diperkirakan dapat mengakibatkan ekonomi pertumbuhan ekonomi nasional berkurang sebesar 0,1%. Kedua, dengan asumsi sama yaitu migas tidak terpengaruh, tetapi PDB nonmigas turun 20%, maka pertumbuhan ekonomi nasional akan berkurang dengan 0,2% (dari semula 5,5% setelah bencana menjadi 5,3%). Ketiga, dengan asumsi yang sama, tetapi PDB nonmigas turun 40%, maka pertumbuhan ekonomi nasional akan berkurang dengan 0,4% (semula 5,5% setelah bencana menjadi 5,1%). Apa pun skenario-skenarionya, pada akhirnya akan berpengaruh pula kepada penciptaan kesempatan kerja. Dampak bencana alam dan gelombang tsunami juga dapat diperhitungkan dengan beberapa sektor yang erat kaitannya dengan kegiatan ekonomi NAD. Beberapa sektor ini antara lain:
1. Pendapatan Per Kapita
PDB yang berasal dari sektor migas tidak secara langsung kembali kepada penduduk Aceh, tetapi kembali lagi sebagai pendapatan bersama dan transfer lainnya dari pemerintah. untuk mengkaji dampak dari tsunami pada pendapatan perkapita, maka pendapatan bersama yang berasal dari sektor migas (tahun 2004) ditambahkan kepada PDB per kapita menggunakan skenario-skenario tadi. Penduduk Aceh diperkirakan tumbuh sebesar 1.5% pada tahun 2004, dikurangi dengan jumlah penduduk meninggaal karena terken musibah ini (110.000 pada saat perhitungan ini). Bila tidak ada tsunami, pendapatan per kapita mencapai Rp 1,9 trilliun. Dengan memperkirakan penurunan PDB nonmigas sebanyak 40%, maka pendapatan perkapita menurun sebanyak 32%.
2. Pariwisata
Aceh dan Sumut bukanlah tujuan utama pariwisata dan karenanya dampak langsung pada pariwisata kurang besar. Pada tahun 2003, terdapat sebanyak 3,8 juta pengunjung ke Indonesia hanya 76.000 (2% dari total) pergi melalui Medan (ibukota Sumut) dan lebih sedikit jumlah yang berkunjung ke Aceh karena konflik. Dampak sebagai akibat bencana ini dapat diimbangi dengan turisme ke daerah lainnya yang tidak terkena tsunami.
3. Penanaman Modal
Penanaman modal diliha dari persetujuan penanaman modal dari BKPM yang relatif terbatas di Aceh, kecuali untuk persetujuan PMA pada tahun 2003.
4. Neraca Pembayaran
Dampak dari gempa bumi dan tsunami terhadap neraca pembayaran Indonesia terutama berasal dari paket bantuan Internasional dibandingkan dengan yang berasal dari ekspor dan impor, mengingat bahwa perdagangan non migas Aceh relatif terlalu kecil dan tidak berpengaruh pada ekspor migas.
BAB IV
PENUTUP
B. Kesimpulan
Latar belakang Aceh :
• Aceh telah mengambil alih peranan Melaka sebagai pusat politik dan ekonomi selepas kejatuhan kerajaan Melaka ke tangan Portugis pada tahun 1511 M.
• Bermula dari sini, Acheh juga terkenal sebagai pusat pengeluaran rempah dan pelabuhan entreport.
• Kejayaan Acheh ini sebenarnya telah dirintis oleh Sultan Ali Mughayat Syah dan Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam.
• Aceh juga memainkan peranan sebagai pusat pengajian agama Islam yang terulung di Nusantara.
• Pada abad ke-17 dan 18M, kerajaan Aceh telah mencapai kegemilangannya berikutan penubuhan kerajaan Perlak dan Pasai.
Beberapa bidang ekonomi sebagai hasil pendapatan pada masyarakat Aceh antara lain yaitu, sebagai berikut: perdagangan, Perikanan, Perhutanan, Pertanian, dan Pertukangan.
Aceh juga merupakan pusat ekonomi internasional, oleh karena itu dalam sejarahnya Aceh juga di kenal dengan keahliannya sebagai eunterpreneurship, yang memiliki kemampuan di bidang ekonominya. Tidak hanya dulu, ekonomi Aceh pasca tsunami juga membangun ekonomi Aceh sendiri. Contohnya seperti di Banda Aceh. Dimana semakin banyak bangunan-bangunan baru yang dapat menjadi sebuah perubahan bagi ekonomi Aceh dalam struktur sosialnya juga.
Jadi, perubahan sosial yang terjadi dalam bidang ekonomi itu sendiri yaitu banyak. Seperti dengan banyaknya bangunan-bangunan bersejarah (PLTD Kapal Apung, Kapal sangkut, Musium Tsunami, dan lain sebagainya) yang ada pascatsunami, yang dapat mengembangkan ekonomi masyarakat Aceh itu sendiri. Pendidikan juga berpengaruh bagi perkembangan ekonomi masyarakat Aceh. Dan oleh karena itu, sudah sepatutnya pendidikan di Aceh di tingkatkan lagi mutunya.
C. Saran-Saran
Penulis juga menyarankan agar pembaca:
1. Lebih banyak memabaca kembali referensi-referensi mengenai bahasan makalah ini.
2. Lebih memerhatikan lagi kondisi di Aceh.
3. Lebih mengetahui lagi sejarah masyarakat Aceh sendiri.
4. Dan lebih banyak memantau keadaan atau kondisi di Aceh.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, Hasbi. 2008. Menatap Masa Depan Dayah di Aceh. Banda Aceh: Yayasan Pena
Bungin. Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi; Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana. Cet.3
Kurdi, Muliadi. 2005. Menelusuri Karakteristik Masyarakat Desa; Pendekatan Sosiologi Budaya Dalam Masyarakat Atjeh. Banda Aceh: Yayasan Pena
Philipus. Ng dan Nurul Aini. 2004. Sosiologi dan Politik. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Robin. 2008. Sosiologi Hukum Islam; Telaah Sosio-Historis Pemikiran Imam syafi’i. UIN-Malang Press
Shahab, Kurnadi. 2007. Sosiologi Pedesaan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group
Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Cet-38
Setyantoro, Agung Suryo. 2009. Ranup Pada Masyarakat Aceh. Banda Aceh: Balai Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional Banda Aceh
Tim penulis sindunata, Kupas Tuntas UN Sosiologi. Jakarta: CV,zindunata
Wibowo, Agus Budi. 2009. Tueng Bila Dalam Masyarakat Aceh. Banda Aceh: Balai Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional Banda Aceh
http://md-uin.blogspot.com/2009/07/pengertian-ekonomi-islam.html
Senin, 08 Oktober 2012
sejarah komputer
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Saat ini, komputer merupakan tekhnologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Mulanya, sebelum alat ini ada manusia mengerjakan segala tugasnya hanya dengan tulisan tanagan. Hingga akhirnya para ilmuwan-ilmuwan berfikir untuk menciptakan sebuah teknologi yang dapat memudahkan manusia dalam urursan tulis menulis. Sehingga terciptalah teknologi yang canggih ini, komputer.
2. Rumusan Masalah
Adapun makalah ini berupaya membahas beberapa pokok bahasan, yaitu;
1. Bagaimanakah sejarah komputer?
2. Adakkah tahap-tahap perkembangannya?
3. Apakah pengaruh komputer bagi kehidupan manusia?
3. Tujuan Bahasan
Adapun tujuan penulis dalam menuliskan makalah ini yaitu:
1. Agar para pembaca memahami sejarah komputer.
2. Agar para pembaca mengetahui tahap-tahap perkembangnannya.
3. Agar para pembaca mengetahui manfaat komputer.
BAB II
SEJARAH KOMPUTER
Sejak dahulu kala, proses pengolahan data telah dilakukan oleh manusia. Manusia juga menemukan alat-alat mekanik dan elektronik untuk membantu manusia dalam penghitungan dan pengolahan data supaya bisa mendapatkan hasil lebih cepat. Komputer yang kita temui saat ini adalah suatu evolusi panjang dari penemuan-penemuan manusia sejah dahulu kala berupa alat mekanik maupun elektronik.Saat ini komputer dan piranti pendukungnya telah masuk dalam setiap aspek kehidupan dan pekerjaan. Komputer yang ada sekarang memiliki kemampuan yang lebih dari sekedar perhitungan matematika biasa. Diantaranya adalah sistem komputer di kassa supermarket yang mampu membaca kode barang belanjaan, sentral telepon yang menangani jutaan panggilan dan komunikasi, jaringan komputer dan internet yang mennghubungkan berbagai tempat di dunia.
Bagaimanapun juga alat pengolah data dari sejak jaman purba sampai saat ini bisa kita golongkan ke dalam 4 golongan besar:
1. Peralatan manual: yaitu peralatan pengolahan data yang sangat sederhana, dan faktor terpenting dalam pemakaian alat adalah menggunakan tenaga tangan manusia.
2. Peralatan Mekanik: yaitu peralatan yang sudah berbentuk mekanik yang digerakkan dengan tangan secara manual.
3. Peralatan Mekanik Elektronik: Peralatan mekanik yang digerakkan oleh secara otomatis oleh motor elektronik.
4. Peralatan Elektronik: Peralatan yang bekerjanya secara elektronik penuh Tulisan ini akan memberikan gambaran tentang sejarah komputer dari masa ke masa, terutama alat pengolah data pada golongan 2, 3, dan 4.
Klasifikasi komputer berdasarkan Generasi juga akan dibahas secara lengkap pada tulisan ini.
1. ALAT HITUNG TRADISIONAL dan KALKULATOR MEKANIK
Abacus, yang muncul sekitar 5000 tahun yang lalu di Asia kecil dan masih digunakan di beberapa tempat hingga saat ini, dapat dianggap sebagai awal mula mesin komputasi. Alat ini memungkinkan penggunanya untuk melakukan perhitungan menggunakan biji-bijian geser yang diatur pada sebuh rak. Para pedagang di masa itu menggunakan abacus untuk menghitung transaksi perdagangan. Seiring dengan munculnya pensil dan kertas, terutama di Eropa, abacus kehilangan popularitasnya.
Setelah hampir 12 abad, muncul penemuan lain dalam hal mesin komputasi. Pada tahun 1642, Blaise Pascal (1623-1662), yang pada waktu itu berumur 18 tahun, menemukan apa yang ia sebut sebagai kalkulator roda numerik (numerical wheel calculator) untuk membantu ayahnya melakukan perhitungan pajak. Kotak persegi kuningan ini yang dinamakan Pascaline, menggunakan delapan roda putar bergerigi untuk menjumlahkan bilangan hingga delapan digit. Alat ini merupakan alat penghitung bilangan berbasis sepuluh. Kelemahan alat ini adalah hanya terbataas untuk melakukan penjumlahan.
Tahun 1694, seorang matematikawan dan filsuf Jerman, Gottfred Wilhem von Leibniz (1646-1716) memperbaiki Pascaline dengan membuat mesin yang dapat mengalikan. Sama seperti pendahulunya, alat mekanik ini bekerja dengan menggunakan roda-roda gerigi. Dengan mempelajari catatan dan gambar-gambar yang dibuat oleh Pascal, Leibniz dapat menyempurnakan alatnya. Barulah pada tahun 1820, kalkulator mekanik mulai populer. Charles Xavier Thomas de Colmar menemukan mesin yang dapat melakukan empat fungsi aritmatik dasar. Kalkulator mekanik Colmar, arithometer, mempresentasikan pendekatan yang lebih praktis dalam kalkulasi karena alat tersebut dapat melakukan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Dengan kemampuannya, arithometer banyak dipergunakan hingga masa Perang Dunia I. Bersama-sama dengan Pascal dan Leibniz, Colmar membantu membangun era komputasi mekanikal.
Awal mula komputer yang sebenarnya dibentuk oleh seoarng profesor matematika Inggris, Charles Babbage (1791-1871). Tahun 1812, Babbage memperhatikan kesesuaian alam antara mesin mekanik dan matematika: mesin mekanik sangat baik dalam mengerjakan tugas yang sama berulangkali tanpa kesalahan; sedang matematika membutuhkan repetisi sederhana dari suatu langkah-langkah tertenu. Masalah tersebut kemudain berkembang hingga menempatkan mesin mekanik sebagai alat untuk menjawab kebutuhan mekanik. Usaha Babbage yang pertama untuk menjawab masalah ini muncul pada tahun 1822 ketika ia mengusulkan suatu mesin untuk melakukan perhitungan persamaan differensil. Mesin tersebut dinamakan Mesin Differensial. Dengan menggunakan tenaga uap, mesin tersebut dapat menyimpan program dan dapat melakukan kalkulasi serta mencetak hasilnya secara otomatis. Setelah bekerja dengan Mesin Differensial selama sepuluh tahun, Babbage tiba-tiba terinspirasi untuk memulai membuat komputer general-purpose yang pertama, yang disebut Analytical Engine. Asisten Babbage, Augusta Ada King (1815-1842) memiliki peran penting dalam pembuatan mesin ini. Ia membantu merevisi rencana, mencari pendanaan dari pemerintah Inggris, dan mengkomunikasikan spesifikasi Anlytical Engine kepada publik. Selain itu, pemahaman Augusta yang baik tentang mesin ini memungkinkannya membuat instruksi untuk dimasukkan ke dalam mesin dan juga membuatnya menjadi programmer wanita yang pertama. Pada tahun 1980, Departemen Pertahanan Amerika Serikat menamakan sebuah bahasa pemograman dengan nama “ADA” sebagai penghormatan kepadanya.
Mesin uap Babbage, walaupun tidak pernah selesai dikerjakan, tampak sangat primitif apabila dibandingkan dengan standar masa kini. Bagaimanapun juga, alat tersebut menggambarkan elemen dasar dari sebuah komputer modern dan juga mengungkapkan sebuah konsep penting. Terdiri dari sekitar 50.000 komponen, desain dasar dari Analytical Engine menggunakan kartu-kartu perforasi (berlubang-lubang) yang berisi instruksi operasi bagi mesin tersebut. Pada 1889, Herman Hollerith (1860-1929) juga menerapkan prinsip kartu perforasi untuk melakukan penghitungan. Tugas pertamanya adalah menemukan cara yang lebih cepat untuk melakukan perhitungan bagi Biro Sensus Amerika Serikat. Sensus sebelumnya yang dilakukan di tahun 1880 membutuhkan waktu tujuh tahun untuk menyelesaikan perhitungan. Dengan berkembangnya populasi, Biro tersebut memperkirakan bahwa dibutuhkan waktu sepuluh tahun untuk menyelesaikan perhitungan sensus.
Hollerith menggunakan kartu perforasi untuk memasukkan data sensus yang kemudian diolah oleh alat tersebut secara mekanik. Sebuah kartu dapat menyimpan hingga 80 variabel. Dengan menggunakan alat tersebut, hasil sensus dapat diselesaikan dalam waktu enam minggu. Selain memiliki keuntungan dalam bidang kecepatan, kartu tersebut berfungsi sebagai media penyimpan data. Tingkat kesalahan perhitungan juga dpat ditekan secara drastis. Hollerith kemudian mengembangkan alat tersebut dan menjualny ke masyarakat luas. Ia mendirikan Tabulating Machine Company pada tahun 1896 yang kemudian menjadi International Business Machine (1924) setelah mengalami beberapa kali merger. Perusahaan lain seperti Remington Rand and Burroghs juga memproduksi alat pembac kartu perforasi untuk usaha bisnis. Kartu perforasi digunakan oleh kalangan bisnis dgn pemerintahan untuk permrosesan data hingga tahun 1960.
Pada masa berikutnya, beberapa insinyur membuat penemuan baru lainnya. Vannevar Bush (1890- 1974), membuat sebuah kalkulator untuk menyelesaikan persamaan differensial di tahun 1931. Mesin tersebut dapat menyelesaikan persamaan differensial kompleks yang selama ini dianggap rumit oleh kalangan akademisi. Mesin tersebut sangat besar dan berat karena ratusan gerigi dan poros yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan. Pada tahun 1903, John V. Atanasoff dan Clifford Berry mencoba membuat komputer elektrik yang menerapkan aljabar Boolean pada sirkuit elektrik. Pendekatan ini didasarkan pada hasil kerja George Boole (1815-1864) berupa sistem biner aljabar, yang menyatakan bahwa setiap persamaan matematika dapat dinyatakan sebagai benar atau salah. Dengan mengaplikasikan kondisi benar-salah ke dalam sirkuit listrik dalam bentuk terhubung-terputus, Atanasoff dan Berry membuat komputer elektrik pertama di tahun 1940. Namun proyek mereka terhenti karena kehilangan sumber pendanaan.
2. KOMPUTER GENERASI PERTAMA
Dengan terjadinya Perang Dunia Kedua, negara-negara yang terlibat dalam perang tersebut berusaha mengembangkan komputer untuk mengeksploit potensi strategis yang dimiliki komputer. Hal ini meningkatkan pendanaan pengembangan komputer serta mempercepat kemajuan teknik komputer. Pada tahun 1941, Konrad Zuse, seorang insinyur Jerman membangun sebuah komputer, Z3, untuk mendesain pesawat terbang dan peluru kendali.
Pihak sekutu juga membuat kemajuan lain dalam pengembangan kekuatan komputer. Tahun 1943, pihak Inggris menyelesaikan komputer pemecah kode rahasia yang dinamakan Colossus untuk memecahkan kode rahasia yang digunakan Jerman. Dampak pembuatan Colossus tidak terlalu mempengaruhi perkembangan industri komputer dikarenakan dua alasan. Pertama, colossus bukan merupakan komputer serbaguna (general-purpose computer), ia hanya didesain untuk memecahkan kode rahasia. Kedua, keberadaan mesin ini dijaga kerahasiaannya hingga satu dekade setelah perang berakhir.
Usaha yang dilakukan oleh pihak Amerika pada saat itu menghasilkan suatu kemajuan lain. Howard H. Aiken (1900-1973), seorang insinyur Harvard yang bekerja dengan IBM, berhasil memproduksi kalkulator elektronik untuk US Navy. Kalkulator tersebut berukuran panjang setengah lapangan bola kaki dan memiliki rentang kabel sepanjang 500 mil. The Harvd-IBM Automatic Sequence Controlled Calculator, atau Mark I, merupakan komputer relai elektronik. Ia menggunakan sinyal elektromagnetik untuk menggerakkan komponen mekanik. Mesin tersebut beroperasi dengan lambat (ia membutuhkan 3-5 detik untuk setiap perhitungan) dan tidak fleksibel (urutan kalkulasi tidak dapat diubah). Kalkulator tersebut dapat melakukan perhitungan aritmatika dasar dan persamaan yang lebih kompleks. Perkembangan komputer lain pada masa kini adalah Electronic Numerical Integrator and Computer (ENIAC), yang dibuat oleh kerjasama antara pemerintah Amerika Serikat dan University of Pennsylvania. Terdiri dari 18.000 tabung vakum, 70.000 resistor, dan 5 juta titik solder, komputer tersebut merupakan mesin yang sangat besar yang mengkonsumsi daya sebesar 160kW. Komputer ini dirancang oleh John Presper Eckert (1919-1995) dan John W. Mauchly (1907-1980), ENIAC merupakan komputer serbaguna (general purpose computer) yang bekerja 1000 kali lebih cepat dibandingkan Mark I.
Pada pertengahan 1940-an, John von Neumann (1903-1957) bergabung dengan tim University of Pennsylvania dalam usaha membangun konsep desin komputer yang hingga 40 tahun mendatang masih dipakai dalam teknik komputer. Von Neumann mendesain Electronic Discrete Variable Automatic Computer (EDVAC) pada tahun 1945 dengan sebuh memori untuk menampung baik program ataupun data. Teknik ini memungkinkan komputer untuk berhenti pada suatu saat dan kemudian melanjutkan pekerjaannya kembali. Kunci utama arsitektur von Neumann adalah unit pemprosesan sentral (CPU), yang memungkinkan seluruh fungsi komputer untuk dikoordinasikan melalui satu sumber tunggal. Tahun 1951, UNIVAC I (Universal Automatic Computer I) yang dibuat oleh Remington Rand, menjadi komputer komersial pertama yang memanfaatkan model arsitektur Von Neumann tersebut.
Baik Badan Sensus Amerika Serikat dan General Electric memiliki UNIVAC. Salah satu hasil mengesankan yang dicapai oleh UNIVAC dalah keberhasilannya dalam memprediksi kemenangan Dwilight D. Eisenhower dalam pemilihan presiden tahun 1952. Komputer Generasi pertama dikarakteristik dengan fakta bahwa instruksi operasi dibuat secara spesifik untuk suatu tugas tertentu. Setiap komputer memiliki program kode biner yang berbeda yang disebut “bahasa mesin” (machine language). Hal ini menyebabkan komputer sulit untuk diprogram dan membatasi kecepatannya.
Ciri lain komputer generasi pertama adalah penggunaan tube vakum (yang membuat komputer pada masa tersebut berukuran sangat besar) dan silinder magnetik untuk penyimpanan data.
3. KOMPUTER GENERASI KEDUA
Pada tahun 1948, penemuan transistor sangat mempengaruhi perkembangan komputer. Transistor menggantikan tube vakum di televisi, radio, dan komputer. Akibatnya, ukuran mesin-mesin elektrik berkurang drastis.
Transistor mulai digunakan di dalam komputer mulai pada tahun 1956. Penemuan lain yang berupa pengembangan memori inti-magnetik membantu pengembangan komputer generasi kedua yang lebih kecil, lebih cepat, lebih dapat diandalkan, dan lebih hemat energi dibanding para pendahulunya. Mesin pertama yang memanfaatkan teknologi baru ini adalah superkomputer. IBM membuat superkomputer bernama Stretch, dan Sprery-Rand membuat komputer bernama LARC. Komputer-komputer ini, yang dikembangkan untuk laboratorium energi atom, dapat menangani sejumlah besar data, sebuah kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh peneliti atom. Mesin tersebut sangat mahal dan cenderung terlalu kompleks untuk kebutuhan komputasi bisnis, sehingga membatasi kepopulerannya. Hanya ada dua LARC yang pernah dipasang dan digunakan: satu di Lawrence Radiation Labs di Livermore, California, dan yang lainnya di US Navy Research and Development Center di Washington D.C. Komputer generasi kedua menggantikan bahasa mesin dengan bahasa assembly. Bahasa assembly adalah bahasa yang menggunakan singkatan-singakatan untuk menggantikan kode biner.
Pada awal 1960-an, mulai bermunculan komputer generasi kedua yang sukses di bidang bisnis, di universitas, dan di pemerintahan. Komputer-komputer generasi kedua ini merupakan komputer yang sepenuhnya menggunakan transistor. Mereka juga memiliki komponen-komponen yang dapat diasosiasikan dengan komputer pada saat ini: printer, penyimpanan dalam disket, memory, sistem operasi, dan program.
Salah satu contoh penting komputer pada masa ini adalah IBM 1401 yang diterima secara luas di kalangan industri. Pada tahun 1965, hampir seluruh bisnis-bisnis besar menggunakan komputer generasi kedua untuk memproses informasi keuangan. Program yang tersimpan di dalam komputer dan bahasa pemprograman yang ada di dalamnya memberikan fleksibilitas kepada komputer. Fleksibilitas ini meningkatkan kinerja dengan harga yang pantas bagi penggunaan bisnis. Dengan konsep ini, komputer dapa mencetak faktur pembelian konsumen dan kemudian menjalankan desain produk atau menghitung daftar gaji.
Beberapa bahasa pemrograman mulai bermunculan pada saat itu. Bahasa pemrograman Common Business-Oriented Language (COBOL) dan Formula Translator (FORTRAN) mulai umum digunakan. Bahasa pemrograman ini menggantikan kode mesin yang rumit dengan kata-kata, kalimat, dan formula matematika yang lebih mudah dipahami oleh manusia. Hal ini memudahkan seseorang untuk memprogram dan mengatur komputer. Berbagai macam karir baru bermunculan (programmer, analyst, dan ahli sistem komputer). Industri piranti lunak juga mulai bermunculan dan berkembang pada masa komputer generasi kedua ini.
4. KOMPUTER GENERASI KETIGA
Walaupun transistor dalam banyak hal mengungguli tube vakum, namun transistor menghasilkan panas yang cukup besar, yang dapat berpotensi merusak bagian-bagian internal komputer. Batu kuarsa (quartz rock) menghilangkan masalah ini. Jack Kilby, seorang insinyur di Texas Instrument, mengembangkan sirkuit terintegrasi (IC : integrated circuit) di tahun 1958. IC mengkombinasikan tiga komponen elektronik dalam sebuah piringan silikon kecil yang terbuat dari pasir kuarsa. Pada ilmuwan kemudian berhasil memasukkan lebih banyak komponen-komponen ke dalam suatu chiptunggal yang disebut semikonduktor. Hasilnya, komputer menjadi semakin kecil karena komponen-komponen dapat dipadatkan dalam chip. Kemajuan komputer generasi ketiga lainnya adalah penggunaan sistem operasi (operating system) yang memungkinkan mesin untuk menjalankan berbagai program yang berbeda secara serentak dengan sebuah program utama yang memonitor dan mengkoordinasi memori komputer.
5. KOMPUTER GENERASI KEEMPAT
Setelah IC, tujuan pengembangan menjadi lebih jelas: mengecilkan ukuran sirkuit dan komponen-komponen elektrik. Large Scale Integration (LSI) dapat memuat ratusan komponen dalam sebuah chip. Pada tahun 1980-an, Very Large Scale Integration (VLSI) memuat ribuan komponen dalam sebuah chip tunggal.
Ultra-Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut menjadi jutaan. Kemampuan untuk memasang sedemikian banyak komponen dalam suatu keping yang berukuran setengah keping uang logam mendorong turunnya harga dan ukuran komputer. Hal tersebut juga meningkatkan daya kerja, efisiensi dan keterandalan komputer. Chip Intel 4004 yang dibuat pada tahun 1971 membawa kemajuan pada IC dengan meletakkan seluruh komponen dari sebuah komputer (central processing unit, memori, dan kendali input/output) dalam sebuah chip yang sangat kecil. Sebelumnya, IC dibuat untuk mengerjakan suatu tugas tertentu yang spesifik. Sekarang, sebuah mikroprosesor dapat diproduksi dan kemudian diprogram untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan. Tidak lama kemudian, setiap perangkat rumah tangga seperti microwave oven, televisi, dan mobil dengan electronic fuel injection dilengkapi dengan mikroprosesor.
Perkembangan yang demikian memungkinkan orang-orang biasa untuk menggunakan komputer biasa. Komputer tidak lagi menjadi dominasi perusahaan-perusahaan besar atau lembaga pemerintah. Pada pertengahan tahun 1970-an, perakit komputer menawarkan produk komputer mereka ke masyarakat umum. Komputer-komputer ini, yang disebut minikomputer, dijual dengan paket piranti lunak yang mudah digunakan oleh kalangan awam. Piranti lunak yang paling populer pada saat itu adalah program word processing dan spreadsheet. Pada awal 1980-an, video game seperti Atari 2600 menarik perhatian konsumen pada komputer rumahan yang lebih canggih dan dapat diprogram.
Pada tahun 1981, IBM memperkenalkan penggunaan Personal Computer (PC) untuk penggunaan di rumah, kantor, dan sekolah. Jumlah PC yang digunakan melonjak dari 2 juta unit di tahun 1981 menjadi 5,5 juta unit di tahun 1982. Sepuluh tahun kemudian, 65 juta PC digunakan. Komputer melanjutkan evolusinya menuju ukuran yang lebih kecil, dari komputer yang berada di atas meja (desktop computer) menjadi komputer yang dapat dimasukkan ke dalam tas (laptop), atau bahkan komputer yang dapat digenggam (palmtop).
IBM PC bersaing dengan Apple Macintosh dalam memperebutkan pasar komputer. Apple Macintosh menjadi terkenal karena mempopulerkan sistem grafis pada komputernya, sementara saingannya masih menggunakan komputer yang berbasis teks. Macintosh juga mempopulerkan penggunaan piranti mouse.
Pada masa sekarang, kita mengenal perjalanan IBM compatible dengan pemakaian CPU: IBM PC/486, Pentium, Pentium II, Pentium III, Pentium IV (Serial dari CPU buatan Intel). Juga kita kenal AMD k6, Athlon, dsb. Ini semua masuk dalam golongan komputer generasi keempat.
Seiring dengan menjamurnya penggunaan komputer di tempat kerja, cara-cara baru untuk menggali potensial terus dikembangkan. Seiring dengan bertambah kuatnya suatu komputer kecil, computer-komputer tersebut dapat dihubungkan secara bersamaan dalam suatu jaringan untuk saling berbagi memori, piranti lunak, informasi, dan juga untuk dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Komputer jaringan memungkinkan komputer tunggal untuk membentuk kerjasama elektronik untuk menyelesaikan suatu proses tugas. Dengan menggunakan perkabelan langsung (disebut juga local area network, LAN), atau kabel telepon, jaringan ini dapat berkembang menjadi sangat besar.
6. KOMPUTER GENERASI KELIMA
Mendefinisikan komputer generasi kelima menjadi cukup sulit karena tahap ini masih sangat muda. Contoh imajinatif komputer generasi kelima adalah komputer fiksi HAL9000 dari novel karya Arthur C. Clarke berjudul 2001: Space Odyssey. HAL menampilkan seluruh fungsi yang diinginkan dari sebuah komputer generasi kelima. Dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence), HAL dapat cukup memiliki nalar untuk melakukan percapakan dengan manusia, menggunakan masukan visual, dan belajar dari pengalamannya sendiri. Walaupun mungkin realisasi HAL9000 masih jauh dari kenyataan, banyak fungsi-fungsi yang dimilikinya sudah terwujud. Beberapa komputer dapat menerima instruksi secara lisan dan mampu meniru nalar manusia. Kemampuan untuk menterjemahkan bahasa asing juga menjadi mungkin. Fasilitas ini tampak sederhana. Namun, fasilitas tersebut menjadi jauh lebih rumit dari yang diduga ketika programmer menyadari bahwa pengertian manusia sangat bergantung pada konteks dan pengertian ketimbang sekedar menterjemahkan kata-kata secara langsung. Banyak kemajuan di bidang desain komputer dan teknologi semakin memungkinkan pembuatan komputer generasi kelima. Dua kemajuan rekayasa yang terutama adalah kemampuan pemrosesan paralel, yang akan menggantikan model non Neumann. Model non Neumann akan digantikan dengan sistem yang mampu mengkoordinasikan banyak CPU untuk bekerja secara serempak. Kemajuan lain adalah teknologi superkonduktor yang memungkinkan aliran elektrik tanpa ada hambatan apapun, yang nantinya dapat mempercepat kecepatan informasi. Jepang adalah negara yang terkenal dalam sosialisasi jargon dan proyek komputer generasi kelima. Lembaga ICOT (Institute for new Computer Technology) juga dibentuk untuk merealisasikannya.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ada pun kesimpulan dari makalah ini, yaitu:
Sejak dahulu kala, proses pengolahan data telah dilakukan oleh manusia. Manusia juga menemukan alat-alat mekanik dan elektronik untuk membantu manusia dalam penghitungan dan pengolahan data supaya bisa mendapatkan hasil lebih cepat. Komputer yang kita temui saat ini adalah suatu evolusi panjang dari penemuan-penemuan manusia sejah dahulu kala berupa alat mekanik maupun elektronik.Saat ini komputer dan piranti pendukungnya telah masuk dalam setiap aspek kehidupan dan pekerjaan. Komputer yang ada sekarang memiliki kemampuan yang lebih dari sekedar perhitungan matematika biasa. Diantaranya adalah sistem komputer di kassa supermarket yang mampu membaca kode barang belanjaan, sentral telepon yang menangani jutaan panggilan dan komunikasi, jaringan komputer dan internet yang mennghubungkan berbagai tempat di dunia.
Dalam perkembangannya, komputer juga memiliki tahap-tahap tersendiri. Mulai dari generasi pertama hingga generasi kelima.
2. Saran-Saran
Adapun saran-saran dari penulis adalah:
1. Agar pembaca mengerti akan sejarah komputer.
2. Agar para pembaca paham akan fungsi komputer.
3. Agar para pembaca memperbanyak referensi bacaan.
SEGUDANG IMPIAN RAHMI
Berwajah ayu, berkacamata, rajin, pintar dan berprestasi dalam akademisi. Itulah sosok seorang rahmi, panggilan akrab dari Rahmi Fitriyah. Anak pertama dari empat bersaudara ini, juga mempunyai segudang impian yang masih ingin diraihnya.
Rahmi yang sedang kuliah di IAIN Ar-Raniry juga aktif di Dayah Babun Najah yang terletak di Ulee Kareng. Selain di angkat sebagai sekertaris dan bendahara di dayah tersebut, ia juga merangkap sebagai seorang santri dan belajar sebagaimana santri lainnya dimalam hari. Tidak hanya itu, sebagai seorang yang berprestasi ia juga sudah pandai mencari tambahan sendiri untuk membantu meringankan beban orangtuanya. Dimana pada siang hari ia mengajar privat di MAN Model dan ketika sore harinya ia mengajar di TPA Lambhuk.
Dengan segala aktifitas yang sedang ia geluti tersebut dan waktu yang terkadang tidak cukup, gadis kelahiran 9 april 1992 dan bertempat tinggal di Ulee Kareng ini, mampu menjaga nilai-nilainya tetap bagus. Dan ia juga tidak lupa akan segala impian yang ingin diraihnya.
Ingin Jadi Penulis
Selain menulis sebagai hobinya, ternyata rahmi juga menjadikannya salah satu impian yang ingin diraihnya, yaitu sebagai “penulis”. Ia mengawali tulisannya itu dengan cara menulis curahan hatinya dibuku harian yang ia miliki atau sering disebut dengan buku diary. Dan bahkan menulis diary masih terus ia lakukan sampai saat ini.
Ketika masih dibangku MAN dulu, rahmi sering mengikuti pelatihan dan seminar yang berhubungan dengan jurnalist. Dia juga pernah menjadi juara menulis berita di pelatihan jurnalist yang di selenggarakan oleh GMM (Gema MAN Model),“nggak nyangka banget bisa jadi juara”.
Rahmi juga memilih kuliah dijurusan yang bersangkutan dengan impiannya itu, yaitu Jurusan Jurnalistik di Fakultas Dakwah. Bahkan dia menjadikan jurusan ini pilihan pertamanya pada saat pendaftaran memasuki Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry. Dan ternyata itu tidak sia-sia, karena lulus dan berhasil masuk 5 lima besar sebagai mahasiswa berprestasi.
Akan tetapi, selama memasuki jenjang perkuliahan, Rahmi tidak pernah lagi mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan degan jurnalist atau menulis. Itu semua dikarenakan waktu yang ia miliki saat ini lebih banyak dalam membantu keluarganya. Tetapi dia tetap selalu berusaha untuk menjalaninya sebisa mungkin.
Ingin Melanjutkan Study S-2
Ternyata, dara yang pendiam dan suka menutup diri ini juga memiliki impian ingin meneruskan studinya sampai kejenjang S-2. Bahkan untuk meraih impiannya ini, dia memotivasi dirinya untuk terus belajar dengan serius dan menjaga IPKnya agar tetap bagus. Sejak semester satu sampai sekarang IPKnya selalu tiga koma keatas. Prestasi yang luar biasa.
Rahmi juga tidak ingin menyia-nyiakan beasiswa yang ia dapatkan saat ini. ”Inginnya seh bisa selesain S-1 4 tahun, dan nyambung S-2 dengan beasiswa juga”, celoteh gadis yang hobi menulis dan membaca.
Ingin Tetap Menjadi Wanita Muslimah
Belajar didayah adalah salah satu cara rahmi agar tetap menjadi wanita muslimah. Setiap malam dia selalu meluangkan waktunya untuk menimba ilmu agama di dayah Babun Najah. Mengajar TPA juga salah satu caranya menjadi wanita muslimah.
Lingkungan ternyata juga menghambat seorang Rahmi untuk tetap menjadi wanita muslimah, itu dikarenakan oleh kebanyakan orang yang menganggap bahwa yang berjilbab atau berpakaian besar itu sebuah kebongan. Tetapi, dia tetap konsisten akan pakaian yang ia kenakan. Sebisa mungkin Rahmi selalu mengenakan pakaian yang menjadikan ia sebagai wanita muslimah. Rahmi juga berusuha mengevaluasi dirinya sendiri, dan meningkatkan ketakwaannya.
Langganan:
Postingan (Atom)