Jumat, 20 Desember 2013

ANALISIS FRAMING DALAM PEMBERITAAN JURNALISME DAMAI

Jurnalisme Damai adalah penerapan jurnalisme dalam berita yang menggunakan ukuran-ukuran etis, seperti memisahkan antara fakta dan opini media, menerapkan azas impartialitas atau tidak memihak, memberitakan dengan tidak menonjol-nonjolkan kekerasan itu sendiri melalui ukuran dan penempatan yang "berlebihan", serta tidak menggunakan istilah atau bahasa yang mendorong permusuhan.

Kemudian memberikan kesempatan suara pada voiceless, bukan suara para elite yang bertikai. Lebih berorientasi pada korban yang tidak tampak, yang bersifat jangka panjang. Pemberitaannya cenderung lengkap, melakukan mapping terhadap persoalan, mencari akar permasalahan, dan solusi, bukan pemberitaan justru terkonsentrasi pada arena konflik.

Jurnalisme damai adalah jenis jurnalisme yang memposisikan berita-berita sebegitu rupa, yang mendorong dilakukannya analisis konflik dan tanggapan tanpa-kekerasasn (non violent).
Jurnalisme damai juga menampilkan berita dengan pendekatan framing bahwa konflik dengan kekerasan merupakan suatu problem kemanusiaan yang harus dihentikan dan dicegah. Konflik dengan kekerasan hanya akan memunculkan kerugian, penderitaan kemanusiaan, trauma psikologis, hilangnya masa depan, rusaknya struktur sosial, moral, dan budaya atau menunjukkan invisible effect of violent, yang penyembuhannya membutuhkan waktu lama dan sulit.

Gagasan mengenai framing pertama kali dilontarkan oleh Beterson (1955), frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana, serta yang menyediakan kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep framing dikembangkan lebih jauh oleh Goffman (1974). Ia mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku (strips of behavior) yang membimbing individu dalam membaca realitas.

Dalam perspektif komunikasi analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkontruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita.

Dalam analisis framing yang pertama kali dilakukan adalah melihat bagaimana media mengkontruksi realitas. Peristiwa dipahami bukan sesuatu yang taken for granted. Sebaliknya, wartawan dan medialah yang yang secara aktif membentuk realitas. Realitas tercipta dalam konsepsi wartawan. Berbagai hal yang terjadi, fakta, orang, diabstraksikan menjadi peristiwa yang kemudian hadir di hadapan khalayak.

Frame berhubungan dengan makna, bagaimana suatu peristiwa dapat dilihat dalam perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks. Dalam pendekatan ini perangkat framing dibagi dalam empat struktur besar. Pertama, struktur sintaksis yaitu menganalisis bagaimana cara wartawan menyusun fakta. Kedua, struktur skrip yaitu menganalisis bagaimana cara wartawan mengisahkan fakta (5W+1H). Ketiga, struktur tematik yaitu bagaimana cara wartawan menuliskan fakta. Keempat, struktur retoris yaitu bagaimana cara wartawan menekankan fakta.

Framing dalam berita dilakukan dalam empat cara. Pertama,  pada identifikasi masalah yaitu suatu peristiwa dilihat sebagai apa dan dengan nilai positif atau negatif apa. Kedua, siapa yang dianggap penyebab masalah. Ketiga, pada evaluasi moral (moral evaluation) yaitu penilaian atas penyebab masalah. Dan keempat, saran penanggulangan masalah yaitu menawarkan suatu cara penanganan masalah dan kadangkala memprediksikan hasilnya.

Sekurangnya ada tiga bagian yang menjadi objek framing seorang wartawan, yakni judul berita, fokus berita, dan penutup berita. Judul berita di-framing dengan menggunakan teknik empati, yaitu menciptakan pribadi khayal dalam diri khalayak, sementara khalayak diangankan menempatkan pribadi mereka sebagai korban kekerasan atau keluarga dari korban kekerasan, sehingga mereka bisa merasakan kepedihan yang luar biasa.

Fokus berita di-framing dengan menggunakan teknik asosiasi, yaitu menggabungkan kebijakan aktual dengan fokus berita. Selanjutnya, penutup berita di-framing dengan menggunakan eknik packing, yaitu menjadikan khalayak tidak berdaya untuk menolak ajakan yang dikandung berita. Apapu inti ajakan, khalayak menerima sepenuhnya.

Framing dalam pemberitaan jurnalisme damai enggan menggali jalannya konflik atau persengketaan yang terjadi. Tetapi jurnalisme damai lebih menitikberatkan pada aspek human interest, dimana rasa empati dan kepiluan terhadap para korban konflik mendapatkan porsi yang lebih banyak daripada pemikiran para elit yang bertikai. 

Jadi, framing dalam jurnalisme damai membingkai suatu peristiwa dengan perspektif positif (positif thinking). Dan tidak menyebarkan aura permusuhan atau kontraversi bagi khalayak luas.

Minggu, 10 November 2013

Ayah, Ibu... Aku Mencintaimu Karena Allah

Kawan, terkadang sulit bagi kita untuk mengungkapkan kata-kata kasih sayang kepada kedua orang tua. Tapi, mengapa untuk seorang kekasih dengan mudahnya kita mengungkapkan kata sayang tersebut? Apa yang mengganjal lisan kita hingga tidak mampu untuk mengungkapkannya?

Kata-kata kasih sayang tersebut tidaklah panjang. Setidaknya terdiri dari beberapa untaian huruf.Sehingga menjadi sebuah kata yang indah jika terdengar oleh kita semua. Kata tersebut misalnya, cinta, sayang, atau nama lainnya. Cinta, kata tersebut hanya terbentuk dari 5 untaian kalimat.Sedangkan Sayang terbentuk dari 6 untaian huruf. Nah, apakah sulit untuk mengutarakan kata tersebut kepada kedua orang tua kita?

Jika kita merasa risih apabila harus mengungkapkan kata tersebut secara berhadapan. Cobalah kawan-kawan mencoba cara ini:
1.    Melalui Surat
Mungkin kita malu atau risih untuk mengungkapkannya secara berhadapan. Akan tetapi, cobalah menuliskan sepucuk surat cinta untuk kedua orang tua kita.Itu akan lebih memudahkan kita kawan. Tanpa harus merasa malu dan grogi, kita bisa mengungkapkan rasa sayang kita kepada keduanya.
2.    Melalui SMS
Saya yakin, tidak mungkin Anda tidak mengenal kata sms. Pastinya Anda semua tahu kata sms. Nah, ini juga merupakan cara termudah. Buat kamu yang sedang berada jauh dari kedua orangtuamu.Pastikan sms membantumu untuk mengutarakan ungkapan kasih sayang tersebut. Ini juga merupakan cara tercepat untuk menyampaikan pesan sayang kita kepada kedua orang tua.
3.    Melalui Memo
Memo juga merupakan cara lain untuk mengungkapkan kata sayang melalui tulisan atau pesan singkat. Karena kata-katanya lebih singkat, tidak seperti tulisan pada sepucuk surat. Kita hanya menuliskan kata “Ayah, Ibu, aku mencintaimu karena Allah.” Hanya dengan sederet kata tersebut, maka kita sukses mengutarakan isi hati.
           4.      Melalui Rekaman Suara atau Video
Memamg sulit mengutarakan ungkapan sayang secara langsung kepada kedua orangtua. So, saya menyarankan Anda untuk mencoba cara ini. Mengapa? Karena cara ini tidak akan membuat Anda merasa malu atau perasaan aneh lainnya. Anda hanya mulai merekam suara, dan mengucapkan kata sayang tersebut. Kemudian rekamlah suara Anda melalui telpon genggam atau video. Selanjutnya kirim hasil rekaman Anda kepada kedua orangtuamu. Bagaimana, tidak sulitkan(?)
           5.      Melalui Telepon
Telepon atau hpjuga menjadi alat bantu bagi Anda untuk mengutarakan kata sayang kepada kedua oarangtua.  Sesekali cobalah untuk menelepon kedua orangtua Anda tidak hanya meminta uang saku atau keperluan lainnya. Tapi, cobalah pergunakan benda tersebut untuk mengutarakan kata sayang kepada keduanya.
       Jika Anda merasa nerves untuk mengutarakan langsung kata tersebut. Maka cara ini mempermudah Anda untuk mengutarakannya. Tanpa harus berhadapan langsung dengan keduanya.

Tidak perlu setiap hari kita mengungkapkan kata-kata kasih sayang kepada kedua orangtua lho kawan.Cobalah untuk mengungkapkannya disaat moment-moment tertentu. Misalnya, disaat Hari Ibuapabila ungkapan tersebut untuk ibunda tercinta kita.Atau disaat hari jadinya  (ulang tahun) kedua orang tua kita.
        
Ayo kawan semua, mari sama-sama kita mencoba untuk mengungkapkan kata “Ayah, Ibu, Aku Mencintaimu karena ALLAH”.Rasanya kedua orang tua kita akan sangat terharu dan merasa bangga terhadap kita. Mungkin kata-kata itu belum tentu mampu membayar rasa kasih sayang ayah dan ibu kita, yang telah mereka limpahkan terhadap kita selama ini kawan.
Semoga beberapa cara yang saya sarankan bermanfaat. Jika Anda punya cara sendiri untuk mengungkapkannya, maka itu lebih bagus.

Selamat mencoba mengungkapkannya kawan ku sekalian!

Sabtu, 26 Oktober 2013

Hutan kota oksigen kita


Saat tiba di sebuah tempat yang disebut dengan Hutan Kota BNI, Banda Aceh, gampong Tibang, matahari siang begitu menyengat, waktu menunjukkan pukul 14.10 WIB.  Sebelum memasuki hutan kota, para pengunjung memarkir sepeda motor dan membayar uang parkiran sebesar Rp.2.000,-. Waktu berkunjung di hutan kota pun sudah ditentukan, yaitu pukul 09.00 WIB-18.00 WIB.

Saat memasuki hutan kota, para pengunjung melintasi sebuah jembatan untuk menuju halamannya. Dan area pertama sekali yang akan dilihat setelah menyeberangi jembatan tersebut yaitu sebuah tembok dengan papan yang bertuliskan informasi tentang  setiap nama dan jenis tumbuhan yang ada di hutan kota dan jalan setapak di samping kanan pengunjung. Tembok itu disebut dengan pilar informasi.

Kemudian di sebelah kanan pengunjung, ada sebuah lapangan basket yang juga merangkap sebagai lapangan footsal. Warna lapangannya yang hijau bersatu dengan tumbuhan yang ada di sekitarnya. Dan itu merupakan lapangan satu-satunya yang ada di hutan kota. Lapangan tersebut ramai pada saat sore hari.

Di samping kiri pengunjung juga terdapat sebuah jalan yang tak beraspal, hanya tanah liat yang berbatu untuk menuju pilar informasi yang kedua. Setelah selesai melihat-lihat pilar kedua tersebut, pengunjung juga akan melihat dua buah tumbuhan yang berbentuk lorong. Tanaman itu bernama Lamtana.

Tepat di sebelah Lamtana, ada taman melati yang ditata rapi oleh para pengelola hutan kota tersebut. Dan juga di depan taman tersebut ada sebuah bangunan, yaitu perpustakaan anak dan kantor pengelola yang digabung menjadi satu. Di depan perpustakaan dan kantor pengelola juga terdapat makam yang tak diketahui namanya yang dijadikan makam sejarah. Pada pampletnya bertuliskan “Makam Bersejarah, Hormati sejarah Kita”.

Lalu, di sebelah perpustakaan anak dan kantor pengelola terdapat sebuah taman yang menjadi tempat pembibitan tanaman-tanaman hutan kota. Dan di sebelah kiri pengunjung, agak sedikit masuk kedalam terdapat dua buah toilet. Jalan untuk menju toilet tersebut ditutupi oleh kerikil-kerikil. Lalu kita kembali melanjutkan perjalanan menelusuri hutan kota yang telah ada sejak maret 2010 ini.

Setelah jalanan yang dilalui sebelumnya telah disemen, para pengunjung selanjutnya dapat berjalan di jalanan yang belum bersemen tapi dihiasi oleh kerikil-kerikil yang menutupi tanah. Dan jalan tersebut membawa kita menuju sebuah jembatan, yang dinamai dengan “jembatan tajuk pohon”. Sebelum sampai jembatan tajuk pohon itu, kita akan kembali menemukan pilar informasi yang terletak di tikungan jalan. Dan itu merupakan pilar informasi yang ketiga.

Jembatannya didesain menanjak dan terbuat dai kayu. Sebelum melalui jembatan tersebut ada tulisan yang berbunyi “nikmati dengan hati-hati”. Di ujung jembatan yang terbuat dari kayu tersebut, kembali kita akan menemukan pilar informasi yang keempat. Terdapat juga beberapa alat permanian, seperti ayunan, seluncuran, dan juga sebuah troler. Ada juga sebuah kolam ikan yang terletak di samping taman bermain tersebut.

Selang beberapa jarak dari jembatan tajuk pohon, kita kembali menelusuri jembatan yang diberi nama “jembatan tambak bakau” yang merupakan jembatan penghubung antara tambak dan daratan. Tambak yang dihiasi dengan tanaman bakau tersebut juga dihiasi oleh ikan-ikan kecil, dan  juga ada tulisan peringatan yang sama dengan bunyi peringatan saat kita melintasi jembatan tajuk pohon tersebut.

Perjalanan menelusuri hutan kota ini luasnya berkisar 8.5 hektar. Saat perjalanan, kita kembali menemukan sebuah kolam ikan, dan juga menemukan pilar informasi yang kelima. Dan hingga akhirnya kita akan menemukan ujung dari jalan setapak yang telah kita lalui itu. Dimana ujung tersebut kembali menghubungkan kita pada jalan saat awal masuk ke taman hutan kota ini.

Beberapa pengunjung yang masih penasaran akhirnya membaranikan diri untuk bertanya. Mereka menyapa lelaki tua yang sedang menyiram tanaman, ia berumur 60 tahun. Dan merekapu langsung menanyakan beberapa pertanyaan tentang hutan kota ini. “Apa fungsi didirikannya hutan kota ini?”Tanya seorang pengunjung bernama Fitri. “Kalian dari mahasiswa bisa melakukan penelitian kesini, dan bisa diskusi segala macam, iya kan!”Jawab lelaki tersebut yang akrab disapa pak Ama, Abdul Muthalib Ahmad. “Dan fungsi yang paling pentingnya lagi hutan ini sebagai paru-paru kota. Karena setiap kita butuh dua pohon untuk memberikan oksigen kepada kita,”sambungnya.

Berbagai pertanyaan pun ditanyakan, mulai dari kapan adanya pohon yang ditanami oleh ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono, harapan ke depan untuk hutan kota, dan lain sebagainya. Pohon trembesi yang ditanam pada 29 november 2010 oleh ibu Ani tersebut pada saat peresmian jambore nasional di Saree. Ternyata pohon tersebut ditanam bukan pada saat peresmian hutan kota melainkan pada saat beliau datang berkunjung untuk peresmian jamboree nasional di Saree.

Pada saat ditanyai tentang makan yang terlihat tadi, pak Ama sendiri tidak tahu itu makam siapa. Dia hanya menjelaskan mengapa makam itu ada. “Sejarahnya orang Aceh itu adalah orang berperang, jadi dari kawasan ini sampai syiah kuala makam semua,”katanya. “Saya sudah tanya ke orang museum aceh, merekapun tak tahu. Tapi dilihat dari bentuk makamnya, ini ciri khas pejuang orang bangsawan atau para ulama-ulama atau keluarga-keluarganya. Itu menurut analisa saya,”lanjutnya.

Analisanya tersebut tentu saja diperkuat dengan adanya tulisan arab turki di batu nisan ketiga makam tersebut. Pak Ama juga menjelaskan bahwa syarat hutan kota itu harus memiliki 16 jenis pohon, dan hutan kota sudah melebihi batasnya. Hutan kota memiliki 145 jenis, diantaranya ada jenis pohon dataran tinggi, ada pohon yang mendatangkan burung ke sini, ada pohon obat, ada pohon yang langka-langka. Semua jenis pohon itu mereka dapatkan dari hasil pencarian dan mereka beli bibitnya.

“Apakah pohon tersebut bisa beradaptasi ke daerah sini pak?”tanya pengunjung lainnya, Rahmi. “tentu saja bisa, tapi jangan spontanitas adaptasinya. Ada beberapa pohon yang belum, seperti rambutan, durian, langsat itu belum bisa tumbuh di sini,”jelasnya. Mereka juga bertanya tentang nama-nama pohon yang aneh yang terlihat pada saat perjalanan tadi, seperti “janda merana”. Lelaki separuh baya itu hanya berkata bahwa itu memang sudah ada namanya.

Pengelola berharap,“nanti ke depan hutan ini harus hidup mandiri, untuk membiayai perawatan hutan ini. Kalau hanya berharap dari Bank BNI saja tidak akan cukup dananya”, ujar pak Ama. Tak lupa mereka menanyakan tentang sanksi bagi para pemetik bunga, buah, dan tumbuh-tumbahan di situ. Kata pak Ama, mantan pegawai di kantor walikota,”itu tidak boleh dipetik, seharusnya mereka membantu kami untuk melestarikan tumbuhan-tumbuhan yang ada di sini.”

Para pekerja di hutan kota hanya berjumlah 10 orang. Lokasi hutan kota yang terletak di tengah kota ini, merupakan lahan dari hasil pembebasan oleh pihak CSR. Tempat yang dulunya merupakan tambak ikan tradisional, kini disulap menjadi sebuah hutan kota yang ditumbuhi dengan berbagai jenis tumbuhan oleh para pengelola tempat tersebut. Pada awalnya, penimbunan tambak ini bukan untuk dijadikan lahan tumbuh-tumbuhan (hutan kota) melainkan untuk lahan olahraga, terutama badminton.

Kini hutan kota tak hanya sebagai tempat penghasil oksigen bagi paru-paru kota, tetapi sudah multifungsi. Dan kini orang-orang pun ramai yang berkunjung ke tempat tersebut. Kunjungan tersebut dengan berbagai variasi, ada yang hanya sekedar jalan-jalan, ada yang berolahraga, ada untuk penelitian, dan lain sebagainya.

Minggu, 14 April 2013

BEM-FD GELAR SEMINAR SYARIAT ISLAM

BANDA ACEH-Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry, mengadakan Seminar Pelaksanaan Syariat Islam Di Aceh Dalam Konteks 4 (empat) Pilar Berbangsa dan Bernegara, Darussalam, (03/04). Acara tersebut di adakan di Auditoriom Prof. Ali Hasjmy.

Acara yang bertemakan “Membedah Syariat di Negeri Syariat” ini dihadiri oleh tiga orang pemateri, M. Nasir Djamil (anggota MPR/DPR RI Fraksi PKS), Ustad. Fakhruddin Lahbuddin, dan Syahrizal Abbas. Acara ini juga dihadiri oleh Dr. A. Rany Usman, M.Si (Dekan Fakultas Dakwah) dan Prof. Dr. Farid Wajdi Ibrahim, M.A (Rektor IAIN Ar-Raniry) pembuka acara.

Seminar umum ini merupakan salah satu kegiatan dakwah expo. “kegiatan lainnya yaitu perlombaan fotsall Se-IAIN, Musabaqah dan tahfidz, catur, tenis meja, sya’i dakwah, penulisan berita-berita dakwah, cerdas-cermat, donor darah bersama, tajyiz mayit, dan malam puncak yang akan di adakan konser Rafli Kande,” ujar Syahril (Gubernur Fakultas Dakwah) dalam sambutannya.

“Dalam Al-Quran tidak ada perintah khusus untuk mendirikan negara islam, hanya diberi gaident,” ujar M. Nasir Djamil pada saat memberikan materi. Acara yang di ikuti oleh 430 orang peserta ini, berlangsung dari pukul 08.30-12.30 WIB.

Seminar syariat ini di adakan karena “melihat fenomena di Aceh, dimana belakangan ini sering terjadi hal-hal aneh yang berkenaan dengan syariat. Dan ini tentu saja terlihat lucu karena terjadi di negeri syariat,” kata Khairul Munadi selaku koordinator acara. Ia juga mengatakan bahwa tujuan diadakannya acara ini yaitu untuk mensosialisasikan kepada mahasiswa tentang syariat islam.

Nama: Asmaul Husna Jur: KPI-Jurnalistik Nim: 41 10 05978 MK: Jurnlalistik Media Cetak